Banyak hikmah yang dapat diambil dari Singles Awareness Day, salah satunya adalah mencintai diri sendiri sebelum memutuskan untuk berpasangan. (Sumber: Pexels)
Banyak hikmah yang dapat diambil dari Singles Awareness Day, salah satunya adalah mencintai diri sendiri sebelum memutuskan untuk berpasangan. (Sumber: Pexels)

Kemarin adalah Hari Valentine. Hari ini adalah Singles Awareness Day atau Hari Kesadaran Lajang.

Hari yang unik ini diciptakan oleh seorang warga Amerika Serikat bernama Dustin Barnes sekitar tahun 1999, yang saat itu masih duduk di bangku SMA dan masih jomblo, untuk membantu teman-temannya menikmati masa jomblo mereka daripada tenggelam dalam kesedihan.

Mereka memilih tanggal 15 Februari sebagai protes terhadap Hari Valentine dan karena ada diskon besar untuk barang-barang bertema Valentine di Amerika Serikat. Diskon ini memudahkan Dustin dan teman-temannya untuk membeli permen dan barang-barang lainnya agar bisa diberikan kepada satu sama lain.

Dustin meneruskan tradisi ini hingga ke Universitas Negeri Mississippi. Di sanalah tradisi ciptaannya menjadi populer. Singles Awareness Day secara sah dilindungi hak cipta pada tahun 2005 dan terus berkembang sejak saat itu.

Perayaan ini menjadi sangat populer karena menurut sensus, hampir setengah dari populasi AS adalah jomblo. Mahasiswa AS mulai merayakan bersama teman-teman jomblo mereka dengan bertukar hadiah, mengadakan pesta, dan pergi berkencan dengan teman. Uniknya, Singles Awareness Day juga dirayakan oleh banyak orang di Inggris. Dan akhirnya, Dustin menemukan kelompok gereja tempat dia bertemu perempuan yang menjadi istrinya.

Dengan merayakan Singles Awareness Day pada tanggal 15 Februari setiap tahunnya, orang-orang akan dapat lebih menghargai diri sendiri walau masih jomblo. Hari ini tentunya membawa dampak positif karena mengingatkan semua orang bahwa menjadi jomblo itu tidak apa-apa.

Melawan Single Shaming

Singles Awareness Day dapat berfungsi untuk melawan Single Shaming, yaitu tindakan mendiskriminasi para jomblo. Tindakan itu dapat mencakup terus-menerus bertanya mengapa seseorang “masih” jomblo, membuat lelucon tentang status jomblo, meledek para jomblo, dan meyakinkan para jomblo bahwa mereka akan “segera menemukan pasangan”.

Mengutip dari BBC, Single Shaming muncul akibat prasangka negatif terhadap orang yang tidak memiliki pasangan, seperti mereka pasti sedih dan kesepian karena tidak memiliki pasangan, mereka sedang aktif mencari pasangan tetapi belum menemukan yang cocok, dan pasti ada yang salah dengan diri mereka yang menyebabkan mereka berakhir sendirian.

Semua stereotip ini didorong oleh tekanan untuk menyesuaikan diri dengan standar masyarakat yang telah lama berlaku, yaitu mendapatkan pasangan, memiliki rumah bersama, memiliki anak dan hewan peliharaan, dan hidup bahagia. Padahal kenyataannya, menjalin hubungan dan menikah belum tentu akan membuat orang bahagia.

Selain stereotip, Single Shaming berakar dari mitos bahwa pasangan yang sudah menikah memiliki penguasaan hidup yang khusus yang tidak dimiliki oleh para jomblo, bahwa kehidupan seorang jomblo itu “tragis”, dan bahwa menjadi jomblo berarti bersikap egois.

Ironisnya, stereotip dan mitos ini seringkali berasal dari keluarga, teman, bahkan pemerintah.

Single Shaming dapat membahayakan kesehatan mental para jomblo karena menimbulkan perasaan tertekan, sedih, iri, marah, bahkan depresi.

Para perempuan khususnya lebih merasakan dampak negatifnya, karena mereka semakin ditekan untuk menikah dan memiliki anak, bahkan ketika mereka belum siap secara fisik, mental, dan finansial. Ini banyak terjadi di Korea, China, India, bahkan Indonesia.

Cara Merayakan Singles Awareness Day

Merayakan Singles Awareness Day akan membuat para jomblo dari segala usia merasa lebih percaya diri, tervalidasi, dan terlindungi. Hari ini adalah pengingat bahwa Anda tidak memerlukan hubungan romantis untuk merayakan cinta. Anda dapat mencintai diri sendiri, keluarga, dan teman-teman Anda.

Adapun cara untuk merayakan hari yang unik ini adalah memanjakan diri sendiri, menikmati aktivitas dengan diri sendiri, membatasi penggunaan media sosial, menghargai teman-teman yang jomblo, mengingatkan diri sendiri akan manfaat dari menjadi jomblo, berkumpul dengan teman dan anggota keluarga, menjadi sukarelawan, berdonasi, dan bepergian ke tempat yang menyenangkan.

Singles Awareness Day tidak eksklusif untuk para jomblo. Mereka yang telah menjalin hubungan juga dapat merayakannya dengan memberikan penghormatan dan dukungan kepada teman mereka yang masih jomblo.

Berkat media sosial, mencintai diri sendiri (self-love) menjadi hal yang penting bagi orang-orang di segala usia. Media sosial mendorong kita untuk belajar mencintai diri sendiri sebelum menjalin hubungan dengan orang lain. Semoga Singles Awareness Day dapat membuat kita semakin menghargai dan mendukung satu sama lain. [BP]