Presiden Joko Widodo bersama Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Pendukung Joko Widodo mengharapkan adanya “tarung ulang” dengan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2019. Akan tetapi, “tarung ulang” antara kedua tokoh itu bisa batal apabila spekulasi tentang majunya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi kenyataan.

“Akhir-akhir ini spekulasi tentang majunya Anies pada Pilpres 2019 terus meningkat,” tulis Straits Times dengan judul Jakarta governor said to be eyeing presidency pada Jumat (6/7).

Merujuk hasil wawancara dengan Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research Center (SMRC) Djayadi Hanan, Anies disebut sebagai salah satu kandidat potensial dalam Pilpres 2019. Peluangnya pun besar asal dukungan partai oposisi solid kepadanya. Jika oposisi mengusung lebih dari 1 kandidat, maka sulit untuk mengalahkan Jokowi.

Anies disebut sebagai intelektual publik yang dihormati dan mendukung keberagaman dengan visi Islam moderat. Akan tetapi, pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017, ia merangkul kelompok intoleran dan kerap menggunakan cara kekerasan terutama kepada kaum minoritas. Dan itu dinilai meresahkan.

Sebuah tulisan berjudul Indonesia: Anies Baswedan, Identity Politics Win Jakarta Governor’s Race yang dimuat medium.com pada 2017, Anies kini menjadi tokoh politik nasional dan bagian dari pertarungan Pilpres 2019. Jokowi sebelum menjadi presiden juga merupakan Gubernur DKI Jakarta.

Anies karena itu bukan tidak mungkin melakukan hal yang serupa untuk Pilpres 2019. Ia mendapat dukungan kuat dari Prabowo Subianto, tokoh oposisi yang berpengaruh kendati mengalami kekalahan pada Pilpres 2014. Prabowo mungkin sekali akan mencoba lagi peruntungannya pada 2019 nanti.

Soal peluang Anies itu, menurut Djayadi, bergantung pada banyak hal. Di samping dukungan solid dari kelompok oposisi, juga mesti mendapat dukungan dari Prabowo. Apalagi dukungan itu penting mengingat pemilih Prabowo juga tidak sedikit sehingga bisa dialihkan ke Anies.

Namun, dukungan solid partai oposisi bukan segalanya. Setelah itu, Anies perlu mengalahkan elektabilitas Jokowi. Pasalnya, berdasarkan survei terakhir SMRC persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintah saat ini masih positif. Kuncinya, kata Djayadi, para partai oposisi tetap harus berhati-hati menentukan pasangan capres dan cawapresnya dan tentu saja harus bersatu.

Para partai politik yang sudah menyatakan dukungan terhadap Jokowi yaitu PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasional Demokrat, PPP, Partai Hanura dan 2 partai baru yakni Perindo serta PSI. Berkaitan dengan survei elektabilitas, hasil survei terakhir SMRC pada akhir tahun lalu, Anies hanya berada di kisaran 0,5%. Sedangkan Jokowi mencapai 38,9% dan Prabowo 10,5%.

Fakta ini menunjukkan jika Anies jadi maju sebagai capres, maka dibutuhan kerja keras yang luar biasa. Pertanyaan lainnya: akankah ada “tarung ulang” atau Anies akan menjadi penantang baru Jokowi? [KRG]