Shizo Kanakuri: Pelari Maraton Jepang yang ’Menghilang’ di Olimpiade Stockholm 1912

Shizo Kanakuri (1891 - 1983)

Shizo Kanakuri adalah seorang pelari maraton asal Jepang yang namanya tercatat dalam sejarah, bukan hanya karena prestasinya, tetapi juga karena kisah unik yang terjadi selama Olimpiade Stockholm 1912. Lahir pada 20 Agustus 1891 di Tamana, Prefektur Kumamoto, Kanakuri dikenal sebagai pelopor olahraga lari maraton di Jepang. Berikut adalah sederet fakta menarik tentang perjalanan hidup dan kariernya.

Perwakilan Jepang Pertama di Olimpiade

Kanakuri adalah salah satu dari dua atlet pertama yang mewakili Jepang di Olimpiade. Saat itu, Jepang baru pertama kali berpartisipasi dalam ajang olahraga internasional tersebut. Perjalanan Kanakuri menuju Stockholm sangat panjang dan melelahkan. Ia harus menempuh perjalanan selama 18 hari menggunakan kapal dan kereta api untuk mencapai Swedia.

Kondisi Berat di Lintasan Maraton

Maraton di Olimpiade Stockholm 1912 diadakan dalam kondisi yang sangat berat. Suhu pada hari itu mencapai sekitar 30 derajat Celsius, dan lintasan lomba sebagian besar terdiri dari jalanan berbatu. Dari 68 peserta yang memulai lomba, hanya 34 orang yang berhasil menyelesaikan maraton.

“Menghilang” Selama 50 Tahun

Shizo Kanakuri menjadi legenda karena ia tidak menyelesaikan maraton tersebut. Dalam perjalanan lomba, ia merasa sangat kelelahan akibat kombinasi dari cuaca panas, kurangnya persiapan fisik setelah perjalanan panjang, dan dehidrasi. Ia akhirnya berhenti di sebuah rumah penduduk setempat, di mana keluarga tuan rumah memberinya minum dan makanan. Kanakuri merasa malu atas kejadian tersebut dan kembali ke Jepang tanpa melaporkan statusnya kepada panitia.

Kejadian ini membuat namanya masuk dalam catatan sejarah sebagai “pelari yang hilang.” Baru pada tahun 1967, setelah 55 tahun, ia diundang kembali ke Stockholm untuk secara simbolis menyelesaikan maraton tersebut. Catatan waktunya adalah 54 tahun, 8 bulan, 6 hari, 5 jam, 32 menit, dan 20 detik — waktu terlama yang pernah dicatat dalam sejarah maraton.

Pelopor Maraton di Jepang

Setelah insiden di Stockholm, Kanakuri tetap melanjutkan kariernya sebagai pelari dan pelatih. Ia berkompetisi lagi di Olimpiade Antwerp 1920 dan Paris 1924, meskipun tidak meraih medali. Selain itu, ia juga berperan besar dalam mempopulerkan maraton di Jepang, termasuk mendirikan Hakone Ekiden, sebuah lomba estafet lari jarak jauh yang kini menjadi tradisi tahunan dan sangat populer di Jepang.

Warisan Abadi

Kisah Shizo Kanakuri adalah bukti bahwa olahraga tidak hanya soal kemenangan, tetapi juga tentang semangat, dedikasi, dan keberanian untuk bangkit dari kegagalan. Kanakuri tidak hanya menjadi simbol olahraga Jepang, tetapi juga inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.

Kini, cerita tentang “pelari yang hilang” dari Jepang ini tetap hidup sebagai bagian dari sejarah Olimpiade yang unik. Semangatnya terus dikenang sebagai contoh bagaimana seorang atlet dapat meninggalkan warisan abadi, bahkan di luar podium kemenangan. [IQT]