Serangan Kursk: Pasukan Rusia Bergerak Melalui Pipa Gas untuk Menggempur Ukraina

Pasukan Rusia berjalan melalui pipa gas dalam upaya menggempur pasukan Ukraina di Kursk. Foto-foto ini diambil dari kanal Telegram Yuri Podolyaka @yurasumy. (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)

Jakarta – Pasukan Rusia masih bertempur melawan pasukan Ukraina hingga Senin (10/03/2025). Militer Ukraina dan blogger perang Rusia masing-masing melaporkan pasukan khusus Rusia berjalan di dalam pipa gas untuk menyerang unit Ukraina dari belakang di wilayah Kursk.

Melansir dari AP News, Yuri Podolyaka, blogger kelahiran Ukraina yang pro-Kremlin, mengatakan dalam unggahan Telegramnya pada Sabtu malam bahwa para operator Rusia berjalan sekitar 15 kilometer di dalam pipa, yang hingga baru-baru ini digunakan Moskow untuk mengirim gas ke Eropa.

Beberapa tentara Rusia menghabiskan beberapa hari di dalam pipa sebelum menyerang unit Ukraina dari belakang dekat Sudzha.

Blogger perang lainnya, yang menggunakan alias Two Majors, mengatakan pertempuran sengit sedang berlangsung di Sudzha, dan pasukan Rusia berhasil memasuki kota itu melalui pipa gas.

Kanal-kanal Telegram Rusia menunjukkan foto-foto yang mereka klaim sebagai pasukan khusus. Para anggotanya terlihat mengenakan masker gas dan bergerak di sepanjang apa yang tampak seperti bagian dalam pipa besar.

Staf Umum Ukraina mengonfirmasi pada Sabtu malam bahwa pasukan Rusia menggunakan pipa itu untuk mendapatkan pijakan di luar Sudzha. Mereka “terdeteksi tepat waktu” dan pasukan Ukraina menanggapi dengan roket dan artileri.

“Saat ini, pasukan khusus Rusia terdeteksi, diblokir, dan dihancurkan. Kerugian musuh di Sudzha sangat tinggi,” kata Staf Umum Ukraina, dikutip dari AP News.

Ukraina melancarkan serangan lintas batas ke Kursk pada 6 Agustus 2024. Ini merupakan serangan terbesar di wilayah Rusia sejak invasi Nazi dalam Pertempuran Kursk selama Perang Dunia 2.

Dalam beberapa hari, unit Ukraina telah merebut wilayah seluas 1.000 kilometer persegi, termasuk kota perbatasan strategis Sudzha, dan menangkap ratusan tawanan perang Rusia.

Menurut Kyiv, operasi tersebut bertujuan mendapatkan alat tawar-menawar dalam perundingan perdamaian di masa mendatang dan untuk memaksa Rusia mengalihkan pasukan dari ofensif beratnya di Ukraina timur.

Namun, beberapa bulan setelah serangan dahsyat, prajurit Ukraina di Kursk kelelahan dan berdarah-darah akibat serangan gencar lebih dari 50.000 tentara, yang sudah termasuk beberapa dari Korea Utara. Puluhan ribu tentara Ukraina berisiko terkepung.

Sebagai salah satu sekutu Rusia, Korea Utara telah memasok sejumlah besar artileri dan senjata konvensional lainnya. Pada Oktober lalu, intelijen AS, Korea Selatan, dan Ukraina melaporkan bahwa negara itu juga mengirim sekitar 10.000-12.000 tentara.

Sebelum Rusia melancarkan Operasi Militer Khususnya terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022, Kursk dihuni sekitar 5.000 penduduk. Di kota ini juga terdapat stasiun pemindahan dan pengukuran gas utama di sepanjang jalur pipa, yang dulunya merupakan jalur utama ekspor gas alam Rusia melalui wilayah Ukraina. [BP]