Koran Sulindo – Serangan bom yang mengguncang Sri Lanka pada Hari Paskah (21/4) kemarin disebut salah satu serangan paling mematikan dalam sejarah Asia. Dengan korban mencapai sekitar 310 orang dan luka-luka lebih dari 500 orang, serangan bom di gereja dan hotel di Sri Lanka itu melebihi serangan bom di Bali dan Mumbai.
Laporan Channel News Asia pada Selasa (23/4) menyebutkan, serangan bom Bali pada 2002 dengan dalang Jemaah Islamiyah menyebabkan korban tewas sekitar 202 orang dan 209 orang terluka. Berselang 3 tahun kemudian serangan bom juga menyerang Jimbaran dan Kuta dengan korban tewas 20 orang serta 100 orang terluka.
Jumlah korban tewas di Sri Lanka ini juga melebihi korban serangan bom dan penembakan selama 4 hari di Mumbai, India tahun 2008. Dalam serangan yang diprakarsai kelompok garis keras berbasis Pakistan menewaskan 170 orang dan melukai lebih dari 300 orang.
Lalu, serangan serupa juga terjadi pada 2006. Serangkaian 7 ledakan bom mengguncang jaringan kereta api Mumbai yang menewaskan 209 orang dan melukai 700 orang.
Karena situasi tersebut, pemerintah Sri Lanka lantas mengumumkan situasi darurat dan menuding kelompok garis keras dalam negeri, Jemaah Tauhid Nasional (NTJ) menjadi dalang serangan itu. Aparat keamanan sedang menyelidiki apakah NTJ memiliki hubungan dengan jaringan internasional.
Setelah serangan bom pada Minggu itu, sebuah ledakan baru terjadi pada Senin (22/4) kemarin di Colombo ketika aparat berupaya menjinakkan bom tersebut. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS kembali mengingatkan akan kemungkinan serangan teroris yang lain.
Sejarah Kekerasan
Sri Lanka memang punya sejarah panjang tentang kekerasan. Semisal, perang saudara yang pecah pada 1980-an antara kelompok Hindu Tamil dengan umat Budha. Kelompo bersenjata yang disebut sebagai Macan Tamil melakukan serangkaian serangan termasuk bom bunuh diri. Menanggapi serangan tersebut, tentara Sri Lanka melakukan balasan brutal yang terutama ditujukan ke komunitas Tamil di timur laut Sri Lanka.
Catatan pemerintah menyebutkan, Macan Tamil telah membunuh lebih dari 770 aparat tak bersenjata pada Juni 1990-an. Kejadian ini disebutkan sebagai teror paling mematikan di Sri Lanka. Perang saudara itu berakhir pada 2009 setelah tentara melaksanakan operasi besar-besaran. Dalam peristiwa itu diperkirakan 70 ribu orang tewas.
Kendati perang saudara telah berakhir, namun bibit perpecahan sektarian terus bertumbuh, terutama munculnya nasionalisme Budha Sinhala. Pakar keamanan mengatakan, serangan bom di Sri Lanka itu memiliki kecanggihan tingkat tinggi yang mirip dengan ISIS atau Al Qaeda.
“Serangan ini tidak biasa di Sri Lanka. Ini mirip dengan yang dilakukan ISIS atau Al Qaeda,” kata pengamat anti-terorisme, Alto Labetubun.
Sampai saat ini belum ada satu kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Apalag karena sejarah kekerasan di Sri Lanka, maka para pelaku punya akses untuk mendapatkan senjata dan bahan peledak. Karena itu, sangat mungki di samping pelaku lokal, serangan bom ini melibatkan jaringan internasional.
“Dengan skala serangannya, saya berpikir ini tidak hanya dilakukan oleh kelompok lokal. Kemungkinan melibatkan jaringan internasional termasuk orang yang masuk dan keluar dari India atau Pakistan,” kata Labetubun menambahkan.
Serangan teror yang paling mengerikan dalam sejarah dunia adalah serangan 11 September 2001 yang direncanakan Al Qaeda. Kelompok ini menargetkan menara kembar Amerika Serikat dengan korban jiwa sekitar 3.000 orang dan terluka sekitar 6.000 orang. Akibar serangan ini, kerugian yang dialami AS pada waktu itu mencapai sekitar US$ 10 miliar. [KRG]