Senapan Serbu AK-47: Kisah Tersembunyi di Balik Popularitas Globalnya

Kalashnikov menunjukkan desain AK-47 kepada para Pejabat Departemen. (Sumber: History Guild)

13 November menandai hari di mana Uni Soviet selesai mengembangkan senapan serbu AK-47. Senapan ini adalah salah satu senapan yang paling populer dan paling banyak dipakai di dunia.

Inisial AK merupakan singkatan dari Avtomat Kalashnikova, yang dalam bahasa Rusia berarti “Kalashnikov otomatis”. Nama ini diambil dari nama perancangnya, Mikhail Timofeyevich Kalashnikov. Angka 47 adalah tahun saat Kalashnikov selesai membuat senapan ini.

AK-47 telah berpartisipasi dalam banyak konflik bersenjata, seperti Perang Vietnam, Revolusi Hungaria 1956, Perang Teluk, Perang Irak, Perang Saudara Suriah, Perang Afghanistan, dan Operasi Militer Khusus Rusia ke Ukraina.

Di Amerika Serikat, AK-47 memiliki reputasi sebagai senjata “jahat”, mengingat sejarah dan penggunaannya di antara banyak mantan musuh.

Sejarah Pembuatan

Produksi AK-47 tidak lepas dari pengalaman pribadi Kalashnikov semasa Perang Dunia 2.

Dalam Pertempuran Bryansk pada bulan Oktober 1941, Kalashnikov, yang kala itu berpangkat sersan senior sekaligus komandan tank T-34, terluka di bahu dan punggung ketika sebuah peluru Jerman menghancurkan sebagian lapisan pelindung tank hingga ke tubuhnya. Dia segera dilarikan rumah sakit.

Pada bulan-bulan terakhirnya di rumah sakit pada tahun 1941, Kalashnikov mendengar beberapa rekan prajuritnya mengeluh tentang senjata mereka. Prajurit Soviet kala itu dipersenjatai dengan campuran senapan mesin ringan berkaliber pistol atau kaliber aksi-baut dan senapan semi-otomatis.

“Saya berada di rumah sakit, dan seorang tentara di ranjang sebelah saya bertanya: ‘Mengapa tentara kita hanya memiliki satu senapan untuk dua atau tiga orang, sedangkan tentara Jerman memiliki senapan otomatis?’,” kata Kalashnikov dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari worldpress.com.

Keluhan-keluhan seperti ini membuat Kalashnikov mulai membayangkan desain senapan serbu yang lebih baik daripada senapan mesin ringan MP 40 yang tentara Jerman gunakan.

Sambil memulihkan diri, dia mulai menyusun rencana untuk senapan tempur jenis baru yang dapat memberikan dukungan tembakan represif seperti sistem senapan mesin tradisional untuk dua orang, dengan portabilitas seperti senapan standar milik prajurit.

Adapun desain dan pembuatan AK-47 terinspirasi dari Sturmgewehr-44 atau StG-44 buatan Jerman. Sturmgewehr adalah senapan serbu pertama yang sukses, menawarkan volume tembakan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan senapan infanteri standar.

Sosok yang Membantu Kalashnikov

Banyak orang mengaitkan AK-47 dengan Kalashnikov. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa seorang insinyur militer bernama Vasily Lyuty adalah orang yang berkontribusi besar dalam pembuatan AK-47.

Melansir dari situs resmi Pravda, Vasily Lyuty lahir pada tahun 1918 di pemukiman Ust-Labinsk di wilayah Kuban. Pada tahun 1941, setelah lulus dari Akademi Artileri Tentara Merah, dia dikirim untuk melanjutkan studi ke Moskow bersama lulusan berprestasi lainnya. Lyuty menjadi teknisi penguji di tempat uji senjata api. Selama perang, dia bertanggung jawab atas uji senjata api.

Pada tanggal 15 Juli 1943, senjata MP-43 dan selongsong peluru dipertunjukkan pada sebuah pertemuan komite senjata. Kepala perancang Nikolay Elizarov dan kepala teknisi Pavel Ryazanov menciptakan “selongsong peluru sementara” Soviet dalam waktu yang sangat singkat. Dukungan teknologi diberikan oleh Boris Syomin. Setelah itu, para ilmuwan mulai mengerjakan sistem senjata api baru untuk selongsong peluru tersebut.

Sekitar 15 desainer ikut serta dalam kompetisi untuk menciptakan senjata Soviet. Nama Kalashnikov tidak disebutkan di antara mereka selama dua tahun pertama. Semua pengujian dilakukan di tempat uji Schurovsky di pinggiran kota Kolomna. Mayor Vasily Lyuty adalah kepala departemen pengujiannya.

Mikhail Kalashnikov memperkenalkan senapan mesin pertamanya pada pertengahan tahun 1946. Berdasarkan kesimpulan pengujian akhir, senapan tersebut dianggap tidak sempurna dan tidak seharusnya dikembangkan lebih lanjut. Tetapi Kalashnikov meminta bantuan Lyuty untuk merevisi kesimpulan resmi terkait senjata tersebut.

Lyuty akhirnya memutuskan bahwa seluruh sistem senapan itu harus didesain ulang. Dia mengubah kesimpulan pengujian dan merekomendasikan senapan mesin itu untuk dikembangkan, lalu memproyeksikan 18 perubahan mendasar. Seorang teman lamanya, insinyur Vladimir Deikin, kemudian ikut serta dalam pengerjaan senapan tersebut. Mereka bekerja hingga tahun 1947.

Meski Lyuty telah merekomendasikan perbaikan senapan itu, semua orang berharap pada senjata yang dikembangkan oleh mayor Aleksey Sudayev, yang kala itu berusia 36 tahun. Para ilmuwan sedang menguji model senjata ketiga, ketika Sudayev tiba-tiba meninggal. Kalashnikov-lah yang menggantikannya.

Kalashnikov pergi kota Koblvrov untuk mengerjakan senjata miliknya. Sekitar 15 senapan mesin dari desainer lain juga diuji di tempat yang sama. Kesimpulan pengujian pada masing-masing senapan, termasuk senapan Kalashnikov, bergantung pada Lyuty, kepala departemen pengujian.

Ketika tahapan kompetisi ditutup, Shpagin dan Degtyarov adalah yang pertama menyerah. Hanya tiga senjata yang berhasil mencapai tahap akhir kompetisi pada bulan Januari 1947 yaitu ТКB-415 yang rancagan Bulkin, KBP-520 buatan Dementyev, dan KBP-580 milik Kalashnikov.

Hasil pengujian menunjukkan Bulkin memimpin dengan senjata ciptaannya. Namun, para penguji menilai Bulkin memiliki temperamen yang tidak baik karena dia tidak bisa mencapai kesepakatan dengan orang-orang militer. Akibatnya, dia dikeluarkan dari kompetisi.

Sersan Kalashnikov jauh lebih menyenangkan karena dia selalu mendengarkan instrukturnya. Dia mempertimbangkan semua rekomendasi selama tahap akhir pengujian dan memenangkan kompetisi. Sebuah komite khusus menyimpulkan pada 10 Januari 1948 bahwa preferensi diberikan kepada senjata buatan Kalashnikov, yang menjadi masa depan AK-47.

Penjualan AK-47

Pada tahun 1949, AK-47 menjadi senapan serbu Angkatan Darat Soviet. Kemudian pada tahun 1950-an, Amerika Serikat mulai memasok senjata yang mirip dengan AK-47, yaitu M16, kepada negara-negara yang tergabung dalam NATO.

Tidak mau kalah, Uni Soviet mulai memperlengkapi negara-negara yang tergabung dalam Pakta Warsawa dengan AK-47.

Tidak seperti M16, AK-47 lebih murah untuk diproduksi, lebih mudah digunakan, dan lebih andal dalam kondisi berlumpur, basah, atau berpasir. Setiap negara yang mendukung cita-cita komunis segera diberi AK-47 dalam jumlah besar tanpa biaya. Ini membuat pihak Barat memandang AK-47 mewakili manifestasi komunisme, sebuah ancaman terhadap demokrasi.

Selama tahun 1980-an, Uni Soviet menjadi pedagang senjata utama bagi negara-negara yang diembargo oleh negara-negara Barat. Ini termasuk negara-negara Timur Tengah seperti Iran, Libya, dan Suriah, yang menyambut baik dukungan Uni Soviet terhadap Israel.

Setelah Uni Soviet bubar, AK-47 dijual secara terbuka dan di pasar gelap kepada kelompok mana pun yang memiliki uang, termasuk kartel narkoba dan negara-negara diktator. Pada perkembangan selanjutnya, senjata ini sampi ke tangan warga sipil di beberapa negara seperti Amerika Serikat.

Atas kerja kerasnya, Uni Soviet menganugerahi Kalashnikov Penghargaan Stalin, Bintang Merah, dan Ordo Lenin. Pada tahun 2007, Presiden Vladimir Putin secara khusus menyebut senapan Kalashnikov sebagai “simbol kejeniusan kreatif rakyat kita.”

Uni Soviet menghasilkan begitu banyak uang dari ekspor AK-47. Sayangnya, Kalashnikov telah mengonfirmasi bahwa dia tidak pernah memperoleh sepeser pun royalti dari desain senjatanya karena pemerintah hanya mengambil rancangannya dan memproduksi sendiri senapan tersebut secara massal.

Kalashnikov dilaporkan hidup sederhana dari uang pensiunnya dari pemerintah. Dia telah meminjamkan namanya untuk beberapa produk lain, termasuk Kalashnikov Vodka, yang diluncurkan pada tahun 2004.

Dampak Psikologis

Awalnya Kalashnikov sangat bangga karena merancang senapan andalan yang telah melayani militer Rusia begitu lama.

Meski senjata ciptaannya telah digunakan untuk melukai dan menewaskan banyak orang, dia menyadari bahwa dia tidak dapat disalahkan atas AK-47 yang berakhir di tangan yang salah. Dia bersikeras bahwa dia mengembangkan AK-47 untuk pertahanan, bukan untuk menyerang.

”Saya menciptakan senjata untuk mempertahankan perbatasan tanah air saya. Bukan salah saya jika senjata itu digunakan di tempat yang tidak seharusnya,” katanya pada perayaan ulang tahunnya yang ke-90, mengutip dari Mental Floss.

Ketika seorang reporter bertanya pada tahun 2007 bagaimana dia bisa tidur di malam hari, dia menjawab, “Saya tidur nyenyak. Para politisilah yang harus disalahkan karena gagal mencapai kesepakatan dan menggunakan kekerasan.”

Namun, lama kelamaan Kalashnikov menjadi bimbang. Dalam kunjungannya ke Jerman pada tahun 2002, contohnya, dia mengatakan, “Saya bangga dengan penemuan saya, tetapi saya sedih karena penemuan itu digunakan oleh teroris. Saya lebih suka menciptakan mesin yang dapat digunakan orang dan yang dapat membantu petani dalam pekerjaan mereka—misalnya mesin pemotong rumput.”

Rasa bersalah itu terus tumbuh sampai-sampai membuat Kalashnikov menulis surat kepada kepala Gereja Ortodoks Rusia, yang isinya, “Rasa sakit di jiwa saya tak tertahankan. Saya terus bertanya pada diri saya sendiri pertanyaan yang sama yang tak terpecahkan: Jika senapan serbu saya merenggut nyawa orang, itu berarti saya bertanggung jawab atas kematian mereka.”

Vasily Lyuty menyebut bahwa “Kalashnikov hampir tidak pernah menyebut instrukturnya dalam wawancara dan bukunya. Hanya dia yang tahu alasannya.”

Lyuty meninggal pada tahun 1990 setelah menjalani beberapa operasi. Kalashnikov meninggal sebagai pahlawan nasional pada tahun 2013 di usia 94 tahun.

Kenapa AK-47 Sangat Populer?

AK-47 sangat populer karena Kalashnikov merancangnya agar mudah digunakan: mudah diperbaiki, mudah dibuka (jika macet), dan mudah dirawat.

Senjata ini juga ringan (beratnya tidak lebih dari 10 pon) dan portabel. Seseorang tidak memerlukan keahlian militer untuk menggunakannya. Dengan demikian, AK-47 dapat dipakai oleh pria, wanita, bahkan anak-anak. Ketersediaan dan daya tahan AK-47 di seluruh dunia juga menjadikannya senjata yang menarik bagi banyak pihak.

AK-47 bekerja sangat baik di setiap lingkungan, selalu tersedia (biasanya dengan diskon besar) dan akan tetap berfungsi bahkan jika jatuh ke dalam air, lumpur, pasir, atau kotoran lainnya.

Mekanisme penembakannya yang sederhana membuat senapan ini sangat jarang macet. Bergantung pada kondisi penggunaan, AK-47 dapat memiliki masa pakai mulai dari 20 hingga 40 tahun.

AK-47 dapat mengenai sasaran sejauh 2.000 kaki dalam satu detik, paling cocok digunakan dalam situasi pertempuran jarak dekat daripada pertempuran jarak jauh. AK-47 dapat menembakkan 600 peluru per menit dalam pengaturan otomatis penuh. Ahli bedah trauma dari New York menyebut AK-47 menggunakan peluru 7,62 mm berkecepatan tinggi yang dapat “menghancurkan seluruh bagian tubuh”. [BP]