Ilustrasi/time.com

Koran Sulindo – Transparency International menyatakan setiap 1 minggu sekali rata-rata seorang wartawan dibunuh di Negara-negara yang tingkat korupsinya tinggi.

Analisa TI berdasar data Komite Perlindungan Wartawan (Committee to Protect Journalists) itu juga menyatakan dalam 6 tahun terakhir, 9 dari 10 wartawan dibunuh di Negara dengan skor indeks persepsi korupsinya 45 atau dibawah itu.

“Aktivis atau wartawan seharusnya tak takut berbicara melawan korupsi. Melihat data-data terakhir di seluruh dunia, kita harus bekerja lebih keras melindungi mereka yang berani bicara,” kata Direktur Pelaksana TI, Patricia Moreira, dalam peluncuran Indeks Persepsi Korupsi, di Berlin, Jerman, Kamis (22/2/2018), seperti dikutip situs TI.

Indeks Stagnan, Peringkat Turun

Sementara Transparency International Indonesia (TII) menyatakan Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (CPI) pada 2017 stagnan di angka 37 dari angka tertinggi 100, namu secara peringkat, Indonesia turun dari peringkat 90 tahun lalu ke 96 dari 180 negara.

Skor CPI berada dalam rentang 0-100, di mana 0 berarti negara dipersepsikan korup, sementara skor 100 berarti dipersepsikan bersih dari korupsi.

“Kita masih butuh banyak perjuangan untuk menuju average corruption,” kata Manajer riset TII, Wawan Suyatmiko,di Jakarta, Kamis (22/2/2018).

Di negara-negara Asia Tenggara, skor tertinggi adalah Singapura dan terendah Kamboja. Negara terbaik lima besar indeks CPI-nya pertama ditempati Selandia Baru sebesar 89, Denmark (89), Finland (85), Norwegia (85) dan Switzerland sebesar 85.

Sedangkan, lima negara yang dipersepsikan paling korup di duniaadalah  Yaman(skor 16 dan di peringkat 175), Afghanistan (15), Suriah (14), Sudan (12) dan paling buncit negara Somalia dengan skor 9 dan berada di peringkat 180 dari 180 negara.

Menurut TII, indeks persepsi korupsi tahun ini memperlihatkan hampir semua negara hanya membuat sedikit perkembangan dalam melawan korupsi. [DAS]