Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Wasekjen Eriko Sotarduga di sela-sela Rakernas PDI Perjuangan di DPP PDIP Jakarta, Rabu (19/6/2019)/DAS

Koran Sulindo – Rapat Kerja Nasional IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang diselanggarakan hari ini tidak membahas pencalonan ketua umum.

“Tetapi ada juga aspirasi dari seluruh Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan yang mohon kesediaan Ibu Ketua Umum Megawati Soerkarnoputri untuk berkenan memimpin kembali,” kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019).

Permohonan agar Megawati bersedia menjadi Ketua Umum lagi untuk periode 2020-2025 tersebut adalah suara dari arus bawah atau wong cilik. Berdasarkan Kongres IV PDIP, Megawati menjabat Ketua Umum PDIP periode 2015-2020.

PDIP mempertimbangkan suara wong cilik tersebut. Dan inilah yang membedakan PDIP dengan partai lain, selain peserta kongres merupakan utusan daerah sehingga langsung mendengar suara rakyat.

“Mereka membawa mandat dari arus bawah, suara arus bawah ini yang didengarkan. Dengan demikian seluruh substansi persiapan kongres adalah bagaimana PDIP mendengar arus bawah ini, jadi bukan ikut model-model demokrasi gaya negara lain,” katanya.

Menurut Hasto, masa kepemimpinan Megawati terbukti menjaga ideologi Pancasila.

“Rakyat menerima kepemimpinan dari Ibu Megawati Soekarnoputri dengan PDI Perjuangan memenangkan dua kali berturut-turut,” katanya.

Hasto menilai bahwa kemajuan dalam kepemimpinan PDIP berbasiskan ideologi.

“Kami pertahankan core values dari PDIP Perjuangan yaitu gotong royong dan musyawarah mufakat itu,” katanya.

Namun PDIP tetap membuka kemungkinan adanya regenerasi kepemimpinan di partai, syaratnya calon pemimpin partai memiliki pemahaman ideologi yang mumpuni.

“Kepemimpinan dalam kesadaran PDIP itu adalah tidak semata-mata kepemimpinan yang mendapat legitimasi kuat dari arus bawah. Tapi juga memiliki pengalaman panjang, kokoh dalam ideologi,” kata Hasto.

Belum Bahas Struktur

Rakernas IV PDIP ini belum membahas posisi ketua harian dan berfokus pada persiapan Kongres V PDIP yang akan berlangsung di Bali, Agustus nanti.

“Jadi kami belum berbicara struktur. Jadi segala sesuatu itu melalui juru bicara partai di mana saya sebagai Sekjen juga sekaligus ditugaskan untuk itu,” kata Hasto.

Rakernas membahas hal-hal internal untuk menyukseskan pelaksanaan Kongres V nanti.

“Kami masih melakukan pembahasan berapa kira-kira internal kami tidak berbicara terkait dengan struktur karena itu nanti akan dibahas dalam Kongres V,” katanya.

Rakernas ini dilakukan secara tertutup dari media massa karena mengambil sejumlah keputusan penting.

PDIP juga pernah menggelar Rakernas III di Bali pada 2018 dan tertutup. Saat itu, Rakernas mengambil keputusan untuk mencalonkan kembali Joko Widodo sebagai Presiden periode 2019-2024.

“Mohon maaf kepada teman-teman pers, mengingat Rakernas IV kali ini lebih banyak membahas agenda internal partai, maka Rakernas bersifat tertutup,” kata Hasto.

Sebelumnya, politisi PDIP sekaligus Setkab Pramono Anung mengatakan Kongres V PDI-P nanti kemungkinan akan ada jabatan baru untuk partai, yaitu ketua harian partai dan wakil ketua umum.

“Memang ada wacana apakah nanti ada ketua harian maupun wakil ketua umum, mekanisme ini diserahkan sepenuhnya ke dalam Kongres,” kata Pramono saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/6/2019) kemarin. [Didit Sidarta]