Kitab Negarakertagama(Wikipedia Commons)
Kitab Negarakertagama(Wikipedia Commons)

Koran Sulindo – Merujuk pada laman Badan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jogja, Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Empu Prapanca pada abad ke-14, adalah salah satu peninggalan paling berharga dalam sejarah Nusantara.

Kitab ini memberikan gambaran yang rinci mengenai kejayaan Kerajaan Majapahit dan raja-rajanya, serta memperluas pengetahuan tentang sistem pemerintahan dan kehidupan sosial pada masa itu.

Empu Prapanca sendiri merupakan seorang pujangga istana, putra seorang Dharmadyaksa Kasogatan (pejabat tinggi urusan keagamaan) yang diangkat menggantikan ayahnya oleh Sri Rajasanegara, raja Majapahit.

Nama asli Empu Prapanca tersusun dari lima aksara, yang sering diistilahkan sebagai “panchakshara”. Karya tulisnya, Negarakertagama, tidak hanya melacak silsilah raja-raja Majapahit tetapi juga kerajaan pendahulunya, yaitu Singasari, dari Raja Rajasa hingga Prabu Kertanegara, raja terakhir Singasari yang mangkat pada tahun 1292.

Isi dan Makna Kitab Negarakertagama

Dari segi maknanya, Negarakertagama berarti “kisah pembangunan negara”. Kitab ini memuliakan Prabu Hayam Wuruk, yang menjadi simbol kejayaan Majapahit. Selain itu, kitab ini juga menceritakan kebesaran para leluhur raja, mempertegas bahwa Kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan dari Kerajaan Singasari.

Kitab ini terdiri dari 98 pupuh (syair atau puisi) yang dibagi ke dalam berbagai tema:

a. 23 pupuh pertama membahas perhatian Prabu Hayam Wuruk terhadap leluhurnya, serta mengisahkan kematian Patih Gajah Mada, tokoh yang memainkan peran penting dalam menyatukan Nusantara.
b. 23 pupuh selanjutnya menceritakan perjalanan Prabu Hayam Wuruk ke Lumajang pada tahun 1359.
c. 10 pupuh memuat kisah perburuan Prabu Hayam Wuruk di hutan Nandawa.
d. 10 pupuh lainnya membahas silsilah raja-raja Kerajaan Majapahit, menyoroti kebesaran dan asal-usul dinasti tersebut.
e. 9 pupuh menjelaskan upacara keagamaan yang berlangsung di Majapahit, menggambarkan betapa pentingnya agama dan ritual dalam kehidupan kerajaan.
f. 9 pupuh membahas wilayah kekuasaan Majapahit yang sangat luas, mempertegas supremasi kerajaan ini di kawasan Nusantara.
g. 7 pupuh menceritakan tentang seorang pujangga yang setia kepada rajanya, sebuah kisah yang menggambarkan kesetiaan dan pengabdian di kalangan bangsawan.
h. 7 pupuh terakhir mengisahkan tentang keluarga raja, memberikan pandangan mendalam tentang kehidupan dalam istana Majapahit.

Pentingnya Kitab Negarakertagama

Negarakertagama tidak hanya berfungsi sebagai catatan sejarah, tetapi juga menjadi sumber penting dalam memahami struktur pemerintahan, hukum, sistem kemasyarakatan, dan kebudayaan Majapahit.

Kitab ini menjadi saksi tentang zaman keemasan Majapahit. Ketika Nusantara berada di bawah satu kekuasaan besar yang mengendalikan perdagangan dan diplomasi di Asia Tenggara. Selain itu, kitab ini juga mencatat pentingnya hukum dan birokrasi dalam menjaga kestabilan kerajaan.

Di dalam kitab ini, Empu Prapanca menjelaskan dengan rinci bagaimana Majapahit mencapai kejayaannya, mulai dari kekuatan militer hingga diplomasi yang canggih. Kitab ini juga menyiratkan nilai-nilai kebangsaan dan persatuan, yang relevan dengan Indonesia modern.

Dengan demikian, Kitab Negarakertagama menjadi salah satu karya sastra dan sejarah paling penting dalam budaya Nusantara, memperlihatkan kejayaan masa lalu sekaligus memberikan warisan berharga yang masih dihormati hingga kini. [UN]