Sejarah Kembang Api: Dari Tradisi Kuno Hingga Simbol Perayaan

Ilustrasi pertunjukan kembang api saat malam pergantian tahun di Hong Kong.(Dok. Hong Kong Tourism Board)

Setiap letupan cahaya di langit malam, setiap sorakan riuh menyambut tahun baru, dan setiap percikan warna yang menyala di udara, membuat suasana perayaan menjadi lebih meriah. Tahun baru, identik dengan kembang api yang menjadi salah satu tradisi tahunan. Namun siapa sangka, tradisi kembang api telah melewati lebih dari ribuan tahun.

Dari awalnya sebagai bambu yang meletus untuk mengusir roh jahat di Tiongkok kuno, hingga menjadi simbol global dari perayaan dan kemeriahan, kembang api memiliki cerita panjang yang penuh dengan inovasi dan makna budaya. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri jejak sejarah kembang api, menyelami asal-usulnya, perjalanan penyebarannya, hingga transformasinya menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai perayaan di seluruh dunia.

Asal Usul Kembang Api

Mengutip beberapa sumber, kembang api pertama kali muncul di Liuyang, Tiongkok, pada abad ke-2 sebelum masehi. Pada masa itu, masyarakat setempat memanfaatkan batang bambu yang dimasukkan ke dalam api. Proses ini menghasilkan suara ledakan ketika udara di dalam bambu memanas dan meledak. Tradisi tersebut lahir dari kepercayaan bahwa suara ledakan dapat mengusir roh jahat dan melindungi masyarakat dari hal-hal buruk.

Pada abad ke-7 hingga ke-8, para alkemis Tiongkok mulai bereksperimen dengan campuran kimia. Mereka menciptakan bubuk mesiu dari kalium nitrat, sulfur, dan arang. Bubuk ini dimasukkan ke dalam bambu dan dinyalakan untuk menghasilkan ledakan yang lebih besar. Temuan ini tidak hanya dimanfaatkan untuk perayaan tetapi juga digunakan sebagai senjata dalam peperangan.

Penyebaran Kembang Api ke Eropa

Kembang api mulai dikenal di Eropa setelah dibawa oleh penjelajah Marco Polo pada tahun 1295. Di Eropa, penggunaan kembang api berkembang pesat, terutama dalam konteks perayaan. Pertunjukan kembang api pertama yang tercatat di Eropa terjadi pada tahun 1486, saat pernikahan Raja Henry VII dan Elizabeth of York di Inggris. Sejak itu, kembang api menjadi bagian penting dari berbagai acara resmi, termasuk perayaan agama dan kemenangan militer.

Pada abad ke-15, kembang api mulai menjadi simbol perayaan yang umum. Tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia. Di Amerika Serikat, kembang api menjadi simbol kuat dalam perayaan Hari Kemerdekaan. Presiden John Adams menyarankan agar hari kemerdekaan dirayakan dengan kembang api pada tahun 1777. Sejak itu, setiap tanggal 4 Juli, warga Amerika merayakan kemerdekaan mereka dengan pertunjukan kembang api yang megah.

Di berbagai belahan dunia, kembang api juga menjadi bagian integral dari perayaan seperti Tahun Baru Imlek, Hari Nasional, dan festival lainnya. Di Indonesia, tradisi kembang api diperkenalkan oleh imigran Tiongkok dan berkembang selama periode kolonial Belanda.

Dari asal-usulnya sebagai alat untuk mengusir roh jahat, kembang api telah berevolusi menjadi simbol kemeriahan. Pertunjukan kembang api modern tidak hanya mengandalkan suara ledakan tetapi juga menampilkan efek visual yang memukau, dengan berbagai warna dan bentuk yang menakjubkan. Kini, kembang api tidak hanya menarik perhatian tetapi juga menjadi bagian integral dari budaya perayaan di seluruh dunia. [UN]