Rizal Ramli (jas hitam).

Koran Sulindo – PDI Indonesia Perjuangan menilai pernyataan Rizal Ramli yang menyebut Presiden Joko Widodo penakut termasuk kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh salah besar dan ngawur.

Menurut Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari yang membantah ocehan ekonom yang biasa disapa RR itu.

“Dibilang takut kok berani cabut subsidi migas, merebut Freeport, tambang migas atau pengesahan UU Ormas,” kata Eva kepada Koransulindo.com, Selasa (18/9).

Terkait pernyataan Rizal yang dianggap melakukan fitnah kepada Surya Paloh, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum. “Sudah dibawa ke ranah hukum, biar dibuktikan.”

Partai NasDem diwakili Ketua Bidang Hukum, Advokasi, dan HAM Partai NasDem, Taufik Basari dan sejumlah kader NasDem, melaporkan Rizal Ramli ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya.

“Kami mewakili Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh melaporkan RR ke Polda Metro Jaya atas dugaan penghinaan, pencemaran nama baik dan fitnah sebagaimana dimaksud Pasal 310 ayat (1) dan 311 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),” kata Taufik di Mapolda Metro Jaya, Senin (17/9/18).

Ia mengatakan, dugaan pidana tersebut merujuk pada pernyataan Rizal yang menyebut Presiden Joko Widodo tidak berani menegur Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita karena takut kepada Ketua Umum NasDem Surya Paloh di dua stasiun televisi pada tanggal 4 dan 6 September lalu.

Taufik mengatakan, pihaknya telah melayangkan somasi terkait pernyataan tersebut. Menurut dia, dalam somasi tersebut, Rizal diminta untuk menyampaikan permintaan maaf dan mencabut pernyataannya tersebut dan diberikan waktu 3×24 jam.

Karena batas waktu yang diberikan telah lewat maka Nasdem melapor ke Polda Metro Jaya.

Sementara itu, Rizal Ramli berencana menuntut balik Partai NasDem yang merasa tersinggung karena dianggap sebagai penyebar fitnah oleh NasDem.

“Kami mempertimbangkan juga untuk menuntut balik. Enak saja, rusak reputasi Rizal Ramli,” kata Rizal kepada wartawan di kantor Peradi, Jalan Letjen S Parman, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (17/9/18).

Rizal mengaku apa yang diakatakannya dalam diskusi di stasiun televisi merupakan analisisnya sebagai ekonom. Analisis yang dia lontarkan pun bukan asal berbicara.

Sebelumnya Rizal membuat pernyataan tentang Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam talk show di sebuah stasiun televisi swasta nasional 6 September lalu.

“Sebetulnya biang keroknya ini Menteri Perdagangan Saudara Enggar. Misalnya impor dari garam dia lebihkan 1,5 juta ton, petani garam marah, yang kedua, impor gula dia tambahkan 2 juta ton, impor beras dia tambahin 1 juta ton termasuk yang Faisal katakan tadi soal ban.”

“Jadi biang keroknya sebetulnya Saudara Enggar, ya, cuma Presiden Jokowi nggak berani negur, takut sama Surya Paloh, ya. Saya katakan Pak Jokowi panggil saya saja biar saya yang tekan Surya Paloh, karena ini berengsek.”

 “Impor naik tinggi sekali, petani itu dirugikan, petambak dirugikan, dan akibatnya elektabilitas Pak Jokowi juga merosot digerogoti mereka ini, pada main dari komisi, dari impor yang sedemikian besarnya.”

Menanggapi tudingan itu Enggar berkukuh impor beras diputuskan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. “Tanyanya sama Menko kan rakornya sama Menko,” kata Enggar di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Selasa, (18/9). [SAE/TGU]