Presiden AS Donald Trump berkali-kali memancing kontroversi atas ucapannya.

Koran Sulindo – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dituntut meminta maaf kepada negara-negara Afrika atas makiannya yang menyebut mereka sebagai ‘lubang kotoran’.

Tuntutan yang disampaikan perwakilan Uni Afrika di Washington itu juga menuding Trump gagal memahami orang-orang Afrika.

Uni Afrika menganggap ucapan Trump mencemarkan penghormatan terhadap keragaman dan martabat manusia.

Kami mengungkapkan keterkejutan, kekecewaan dan kemarahan kami, Uni Afrika sangat percaya bahwa ada kesalahpahaman besar mengenai benua Afrika dan rakyatnya oleh pemerintahan saat ini,” kata utusan organisasi itu. “Ada kebutuhan serius untuk dialog antara Pemerintah AS dan negara-negara Afrika.”

Trump dituduh membuat pernyataan rasis itu dalam sebuah pertemuan mengenai imigrasi di Gedung Putih, Kamis, (11/1) lalu.

Pernyataan Trump itu menyebar luas setelah diberitakan media, mengutip dari pengakuan salah seorang anggota parlemen yang turut hadir dalam pertemuan. Hanya saja, sumber tersebut tidak bersedia disebutkan namanya.

Menurut laporan Washington Post, yang mengutip sumbernya di Gedung Putih kata-kata merendahkan disampaikan mengomentari niat kongres menghapus sistem visa lotre, atau pemberian status warga permanen AS berdasarkan Undang-Undang Imigrasi 1990.

Setiap tahun, Departemen Imigrasi bakal menyeleksi orang-orang yang berasal dari negara dengan tingkat imigrasi terendah untuk menerima status tersebut.  Program tersebut menuai kritik karena dianggap dimanfaatkan orang yang salah dan membuat AS jatuh ke dalam aksi terorisme.

Sumber itu lalu melanjutkan, sebagai ganti dari penghapusan visa tersebut, Kongres ingin memulihkan perlindungan kepada imigran asal Haiti, El Salvador, dan negara di Afrika.

Trump kemudian menanggapinya dengan sebuah pernyataan yang mengejutkan. “Mengapa kita harus menerima wilayah shithole itu ke sini?” tanya Trump. Ia juga balik bertanya mengapa AS tidak menerima saja imigran dari Norwegia.

Trump menyangkal tuduhan menggunakan kalimat-kalimat tersebut. Penyangkalan itu diamini dua anggota Partai Republik yang hadir dalam pertemuan tersebut. Dalam akun twiiter-nya Trump membela diri dengan mengatakan;

“Tidak pernah mengatakan apa pun yang menghina orang Haiti, selain Haiti yang sebenarnya, sebuah negara yang sangat miskin dan bermasalah,” tulis Trump.

“Tidak pernah mengatakan ‘bawa mereka keluar’. Dibuat-buat oleh para Demokrat. Saya punya hubungan yang baik dengan orang-orang Haiti. Barangkali perlu untuk merekam pertemuan berikutnya. Sangat disayangkan, tidak ada kepercayaan.”

Penyangkalan itu dibantah Dick Durbin, seorang senator dari Partai Demokrat yang hadir dalam pertemuan dan mengatakan Trump beberapa kali menyebut negara-negara Afrika dengan ‘lubang kotoran’ dan menggunakan kalimat yang rasis.[TGU]