Ilustrasi

Koran Sulindo – Sebanyak 13 proyek kereta api siap beroperasi sepanjang tahun ini, setelah peresmian pengoperasian KA Bandara Soekarno-Hatta pada awal tahun.

Proyek-proyek itu adalah KA Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat sepanjang 26 kilometer dan Jalur Ganda KA lintas Prabumulih- Kertapati, Sumatera Selatan sepanjang sepanjang 85 kilometer. Kedua proyek itu rencanannya diresmikan Maret nanti.

Lalu pengoperasian Jalur Ganda KA lintas Martapura-Baturaja, Sumatera Selatan sepanjang 32 kilometer di April 2018.

Antara Juni hingga September 2018, untuk pertama kalinya di Indonesia akan dioperasikan dua proyek LRT dalam waktu yang hampir berdekatan, yaitu  LRT Sumatera Selatan sepanjang 23,4 kilometer dan LRT DKI Jakarta (Jakpro) sepanjang 5,8 kilometer. Kedua proyek ini akan diresmikan pada Juni nanti.

Kemudian, dalam rangka mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Sumatera Utara, akan dioperasikan Jalur KA menuju pelabuhan pada lintas Bandar Tinggi-Kuala Tanjung sepanjang 21,5 kilometer.

Pada September, untuk mendukung pengoperasian DDT lintas Manggarai-Cikarang, akan dioperasikan lima Stasiun baru, yaitu Stasiun Kranji, Stasiun Cakung, Stasiun Klender, Stasiun Klender Baru dan Stasiun Buaran. Selain itu, juga turut dioperasikan Dipo Kereta Api Cipinang.

“Yang sudah ditunggu oleh masyarakat, khususnya yang berada di wilayah Sulawesi, direncanakan siap untuk dioperasikan Jalur KA segmen Barru-Palanro sepanjang 44 kilometer. Hal ini menjadi momen yang bersejarah, karena setelah sekian lama dinantikan, pada Oktober 2018, angkutan Kereta Api akan kembali beroperasi di wilayah Sulawesi,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri di Jakarta, Senin (22/1/2018), seperti dikutip antaranews.com.

Sementara itu, pada rentang waktu November hingga Desember, pemerintah berencana mengoperasikan Jalur Ganda KA lintas Selatan Jawa secara parsial/per segmen. Segmen yang akan dioperasikan pada tahap awal, yaitu segmen Madiun-Jombang, Jawa Timur, sepanjang 84 kilometer dan segmen Solo – Kedungbanteng, Jawa Tengah, sepanjang 42 kilometer.

Kemudian, juga akan dioperasikan KA Bandara Adi Soemarmo Solo sepanjang 13,5 kilometer dan terakhir untuk wilayah Jawa, tepatnya di Provinsi Banten, pemerintah akan mengoperasikan jalur ganda KA segmen Maja-Rangkasbitung sepanjang 17 kilometer.

Di Provinsi Sumatera Utara, akan siap dioperasikan Jalur KA layang (elevated track) lintas Medan-Bandar Khalifah sepanjang 10 kilometer, serta pengoperasian Jalur KA pada lintas Binjai-Besitang sepanjang 80 kilometer.

“Pagu Anggaran Ditjen Perkeretaapian sebesar Rp17,7 Triliun akan digunakan secara maksimal serta efisien untuk merealisasikan proyek tersebut,” kata Zulkifri.

Audit BPK

Sebelumnya, pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2017,  menemukan sejumlah permasalahan dalam pengelolaan investasi PT KAI dan anak perusahaannya. Salah satunya, yakni masih mengendapnya dana Penyertaan Modal Negara (PMN) pada BUMN tersebut senilai Rp2 triliun, yang sedianya digunakan untuk mendukung operasional angkutan jalur Trans Sumatera.

“Operasional angkutan jalur Trans Sumatra tidak berjalan sesuai dengan rencana awal dan PT KAI belum melakukan perubahan atas rencana penggunaannya, sehingga dana tersebut hanya mengendap di bank,” tulis BPK, Oktober 2017.

Dalam pembangunan Kereta Bandara Soekarno-Hatta, BPK menemukan pemborosan senilai Rp2,2 miliar atas hasil studi kelayakan pembangunan, yang tidak digunakan karena penolakan perizinan dari pemerintah kota Tanggerang. Dengan demikian, dilakukan studi kelayakan baru untuk pembangunan jalur KA yang berdampingan dengan jalan tol JORR 2.

BPK dalam pemeriksaannya juga menemukan sejumlah permasalahan pada anak usaha BUMN tersebut, yakni pada PT KA Logistik (Kalog) dan PT KA Properti Manajemen (KAPM). Permasalahan utama ketidakpatuhan kedua anak usaha BUMN ini menurut BPK, antara lain berupa kelebihan pembayaran Rp6,47 miliar akibat pengalihan pekerjaan pada subkontraktor, kelebihan pembayaran pekerjaan Rp3,39 miliar, dan pemborosan pengerjaan proyek Rp3,04 miliar. [DAS]