Setelah bertemu, SBY dan Prabowo menggelar konferensi pers [Foto: Istimewa]

Oleh: Muhammad Yamin [Ketua Umum Seknas Jokowi]

Koran Sulindo – SBY kembali memainkan lagu lama yang menjadi ciri khas gaya politiknya. Dalam konferensi pers seusai pertemuan dengan Prabowo Subianto, Rabu malam (25/7) Presiden RI ke-6 yang berkuasa selama 2 periode atau 10 tahun itu, melontarkan keluhan bahwa banyak rintangan yang menghalanginya berkoalisi dengan Presiden Jokowi.

Dan lagi-lagi SBY menyinggung soal hubungannya yang belum pulih dengan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai penghalang utama ia berkoalisi dengan Presiden Jokowi. Kali ini SBY tak hanya mengeluh tapi juga mencari kambing hitam, dengan membawa-bawa atau menuduh Bu Mega.

Ketua Seknas Jokowi, M. Yamin [Foto: Istimewa]

Ini bukanlah pertama kalinya SBY memainkan peran sebagai korban (playing victim) dan membawa-bawa hubungan buruknya dengan Bu Mega ke dalam ranah publik. Sebuah sikap baperan yang sama sekali tidak dewasa dan tidak terpuji dalam berpolitik.

Apalagi itu dilakukan SBY dengan motif untuk mewujudkan ambisinya mengangkat AHY, putranya sendiri, sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto.

Pak SBY, silahkan anda berkoalisi sama siapa saja, itu pilihan politik anda. Silahkan saja anda mewujudkan ambisi politik, silahkan anda dan Partai Demokrat bermanuver, silakan berkoalisi dengan pihak manapun. Tapi tidaklah perlu mencari kambing hitam! Sikap politik Bu Mega adalah hak beliau.

Pak SBY, sudah saatnya anda melakukan introspeksi dalam melakukan manuver politik. Praktikanlah cara-cara politik yang santun, tanpa menyakiti pihak lain.

Bangsa ini perlu diberikan teladan pendidikan karakter yang kuat. Pemimpin adalah cerminan bangsanya. Jangan sampai bangsa Indonesia selalu mendapat suguhan politik melodrama.

Mohon maaf…