Koran Sulindo – Sehari menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dihantam kanan kiri.
Pagi tadi, bekas anak buahnya di Partai Demokrat yang dipenjara karena kasus korupsi Hambalang, Anas Urbaningrum, mengatakan dalam akun Twitternya bahwa SBY dalam Pilkada DKI mengunakan strategi politik menghalalkan segala cara, salah satunya dengan politisasi agama.
Sore ini, Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Antasari Azhar, melapor ke Bareskrim Polri dan menyebut SBY sebagai dalang di balik kasus yang membuat dirinya mendekam 8 tahun di penjara.
SBY disebut akan mengadakan jumpa pers pukul 9 malam ini di kediamannya Kuningan Timur, Jakarta. Namun belum jauh kaki Antasari melangkah dari kantor Bareskrim, SBY sudah tak sabar menuliskan versinya lewat akun Twitternya, @SBYudhoyono.
Menurut SBY, pernyataan Antasari itu fitnah.
“Satu hari sebelum pemungutan suara Pilkada Jakarta (saya duga direncanakan), Antasari lancarkan fitnah & tuduhan keji terhadap saya,” tulis SBY.
SBY menyebut grasi yang diberikan kepada Antasari bermotif politik dan punya misi untuk menyerang dirinya. Menurutnya, nama SBY dihancurkan agar pasangan nomor urut 1 di Pilgub DKI, Agus Yudhoyono-Sylviana Murni kalah.
Namun nampaknya mantan Kasospol ABRI pada masa pemerintahan Presiden Soeharto itu sudah siap sejak awal.
“Yg saya perkirakan terjadi. Nampaknya grasi kpd Antasari punya motif politik & ada misi utk serang & diskreditkan saya (SBY)” *SBY*.
Tanda *SBY* berarti tuitan itu ditulis SBY sendiri.
“Dalam waktu dekat akan saya sampaikan bantahan & penjelasan saya. Saya ingin saudaraku rakyat Indonesia tahu kebenaran yg sejati,” tulis SBY.
Menurut Presiden RI 2004-2014 itu, tuduhan Antasari bahwa dirinya inisiator kasus pembunuhan Nasrudin tidak benar.
“Pasti akan saya tempuh langkah hukum thd Antasari.”
“Apa belum puas terus memfitnah & hancurkan nama baik saya sejak November 2016, agar elektabilitas Agus hancur & kalah.”
SBY menutup rangkaian tuitannya dengan kebisaannya yang populer sejak dulu,”bermain sebagai korban”.
“Kita terus dibeginikan. ApakahI yang kuat memang harus terus menginjak-injak yg lemah? Marilah kita mohon pertolongan Allah Swt.” [DAS]