Sedangkan, juru bicara vaksinasi Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengingatkan agar masyarakat, termasuk Raffi Ahmad tetap melaksanakan protokol kesehatan meskipun telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

“Semua harus disiplin protokol kesehatan, termasuk yang sudah divaksinasi,” kata dr Reisa.

Seharusnya masyarakat, apalagi publik figur hendaknya dapat menjadi benteng dan menunjukkan contoh penerapan perlindungan diri dari Covid-19.

Hal ini untuk memantau dan memastikan tidak ada kejadian ikutan pasca imunisasi. “Sebagian besar (KIPI) terjadi dalam rentang waktu 30 menit,” ujar juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menambahkan.

Prosedur ini berlaku untuk setiap vaksin, bukan saja vaksin Covid-19. KIPI bisa terjadi dengan menimbulkan beragam gejala yakni sifatnya lokal semisal nyeri bekas suntikan, bengkak di lokasi suntikan dan kemerahan pada pada bekas suntikan, atau sistemik seperti demam dan sakit kepala.

Orang juga bisa mengalami reaksi alergi dan ini tidak bisa diduga. Namun, para petugas kesehatan umumnya sudah menyiapkan zat penawar yang disebut Anafilaktik Kit.

Meski begitu, berdasarkan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat, kasus alergi usai divaksin Covid-19 jarang terjadi. Menurut CDC, ada sekitar 11,1 kasus reaksi alergi parah per 1 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19.

Walau begitu, kenyataan ini tak seharusnya membuat orang takut divaksin Covid-19 karena tetap merupakan proposisi nilai yang baik.

“Sebelum divaksinasi harus ada edukasi mengenai efek simpang vaksin, dan penjelasan jika terjadi efek simpang setelah di observasi 30 menit. Semua ini harus dijelaskan, dan sudah disiapkan penanganannya bila terjadi,” tutur dokter spesialis penyakit dalam konsultasi alergi imunologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Iris Rengganis.

Di sisi lain, Iris merekomendasikan orang yang mengalami KIPI segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan.

“Kalau ada gejala gejala segera datang ke fasyankes. Kan vaksinnya aman dan efek samping kurang dari 1 persen tetapi tetap harus diantisipasi,” kata Iris. [WIS]