Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinaegara

Koran Sulindo – Personel polisi yang diduga melakukan penculikan sekaligus penganiayaan kepada Harismail alias Ujang kini diselidiki Bidang Profesi dan Pengaman Polda Sumatera Selatan.

Haris yang berprofesi sebagai buruh pemecah batu itu diculik dan dianiaya polisi serta dipaksa mengaku sebagai pelaku perkosaan kepada seorang bidan berinisial Y.

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnian Adinegara mengatakan, anggota polisi yang terlibat penculikan itu bakal dikenakan pidana atas tindakan mereka.

“Keterlibatan oknum yang menculik, saya tindak pidana umum. Namanya menculik, itu mengambil seseorang, mengambil kemerdekaan. Dia di bawah kekuasaan seseorang, bisa kenakan pasal penculikan,” kata Zulkarnian, Sabtu (2/3) kemarin.

Selain menyayangkan tindakan anak buahnya yang gegabah, Zulkarnain menambahkan keterlibatan anggotanya dalam penculikan pada Haris tersebut sangat kuat.

“Propam sudah diturunkan. Ya mungkin saja walaupun dia tidak bisa menjelaskan, siapa yang menculik itu, tapi ini kan ada korelasi, mungkin ada semangatnya pak polisi yang mau mengungkap, tapi ini dia tangkap dasarnya enggak jelas,” kata dia.

Zulkarnain mengatakan, Harismail yang menjadi korban tidak mengetahui siapa oknum polisi tersebut. Terlebih lagi wajah korban ditutup ketika ditangkap.

“Dia tidak bisa menjelaskan siapa orang tersebut dari satuan mana, keterangannya polda, tapi tidak tahu satuan mana, itu aibnya saya, tanggung jawab saya,” kata dia.

Kasus bidan Y sendiri menurut Zulkarnain sulit diungkap karena minimnya alat bukti seperti seperti cairan sperma di TKP bahkan tak adanya jejak kaki serta sidik jari di tempat pemerkosaan.

Selain itu, penyidik juga mengalami kesulitan karena minimnya informasi dari korban karena bidan Y tidak mengenali wajah dari pelaku.

“Kasus bidan itu enggak ada bukti, pengakuan itu cuma satu bukti loh. Kalau dalam kasus perlu dua alat bukti,” kata Zulkarnain.

Haris ditemukan dalam kondisi lemas dan babak belur di pinggir jalan kawasan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, pada Sabtu (23/2) kemarin.  Ia ditemukan oleh warga dan melaporkannya ke polsek setempat yang langsung membawanya ke RS Bhayangkara Palembang.

Setelah dirawat, barulah diketahui ternyata Haris diculik sekelompok orang yang diduga merupakan personel polisi. Ia dipaksa mengaku sebagai pelaku pemerkosa bidan berinisial Y.

Meski berkali-kali mengatakan bahwa dia tak melakukan pemerkosaan Harismail tetap dipaksa mengaku dan dihajar oleh para polisi itu hingga babak belur. Seluruh tubuhnya mengalami luka lebam bekas pukulan.

Haris diculik oleh sekelompok orang saat membeli rokok pada Sabtu minggu lalu. Gerombolan itu memaksa memaksanya masuk ke dalam mobil dan memukuli Haris atau Ujang tanpa sebab. Bahkan, tangan Haris juga diikat dan wajahnya ditutup.

Tanpa melihat penculiknya, Haris dipaksa untuk mengaku jika sudah memperkosa Bidan Y yang kontan saja dibantah Haris. “Saya bilang tidak, saya bantah, saya bukan pemerkosa bidan itu,” kata Haris.

keterangan Krisna Murdani teman akrab Haris yang berada di lokasi saat penculikan para pelaku menggunakan dua mobil dan tiga motor.

“Satu mobil Innova, satu mobil Avanza, sisanya naik motor langsung menghentikan Haris dan dimasukan dalam mobil,” kata dia.

Bahkan mereka sempat mengeluarkan tembakan sebanyak tiga kali untuk membawa Haris. Bingung dengan apa yang menimpa temannya itu, Krisna bertanya kepada kelompok itu.

“Saya tanya mau dibawa ke mana Haris. Dibilang, ke Polda. Saya bingung, padahal kami baru pulang ngangkut batu di Kayuagung. Haris juga waktu beli rokok pakai motor saya,” kata dia.[TGU]