Koran Sulindo – Safari dakwah ustad asal India Dr Zakir Naik di 5 kota mulai Minggu (2/4) besok hingga Senin (10/4) diprediksi dihadiri ribuan orang. Dalam safari bertajuk ‘Dakwah or Destruction’ itu, Bandung menjadi daerah pertama yang akan dikunjungi. Rencananya acara itu akan live streaming di sejumlah masjid di Bandung.
Acara di Auditorium Universitas Pendidikan (UPI) Bandung, Minggu (2/4), itu diprediksi dihadiri 10 ribu umat.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan sebanyak 448 personel Polrestabes Bandung dan bantuan dari Polda Jabar siap berjaga saat kegiatan berlangsung.
Zakir Naik akan mendapatkan pengawalan selama di kota Kembang. Zakir tiba di Bandung pada Sabtu 1 April 2017 hingga Minggu 2 April 2017 siang.
“Beliau akan ada beberapa kegiatan selama berada di Kota Bandung,” kata Hendro, di Bandung, Jumat (31/3), seperti dikutip ntmcpolri.info.
Selanjutnya, Zakir terbang ke Yogyakarta. Pada Senin (3/4) pagi, ia akan memberikan kuliah umum di Auditorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan tema “Religius as anda Agen of Mercy and Peace.” Acara ini diperkirakan diikuti 15 ribu peserta.
Kota ketiga yang dikunjungi adalah Ponorogo (4 April), di mana ia berceramah di Universitas Darussalam Gontor. Kuliah umum tentang “Religion in Right Perspective” ini diadakan di Lapangan Universitas Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur dengan peserta diperkirakan 15 ribu orang.
Zakir Naik baru akan berceramah lagi di Stadion Patriot Bekasi pada 8 April dengan tema “Similarity Between Islam and Christianity.” Peserta diperkirakan sebanyak 40 ribu.
Safari terakhir dilangsungkan di Auditorium Universitas Hasanuddin Makassar pada 10 April. Diperkirakan dihadiri sekitar 10 ribu orang, ceramah ini bertema “Quran and Modern Science: Compatible or Incompatible”.
Ketua Humas Panitia Zakir Naik Visit Indonesia 2017, Budhi Setiawan, mengatakan kegiatan tersebut tidak hanya akan diikuti muslim, tapi juga terbuka untuk semua kalangan. Untuk nonmuslim, panitia telah membuka pendaftaran khusus dengan tiket VIP gratis.
Cendekiawan Muslim dengan nama lengkap Dr Zakir Abdul Karim Naik selain seorang dai dan mubaligh, juga seorang penulis buku-buku keislaman dan perbandingan agama.
Dokter medis itu sudah menjadi dai sejak 1991. Ia mendirikan Islamic Research Foundation (IRF) sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV dari Mumbai, India.
Pria kelahiran Mumbai 18 Oktober 1965 itu masuk dalam peringkat 85 dari 100 Orang India Terkuat 2009 di antara 1 miliar penduduk India.
Zakir juga mendapatkan penghargaan tertinggi dari pemerintah Arab Saudi, King Faisal International Prize pada 2015 yang merupakan penghargaan terhadap karya-karya luar biasa dari individu dan lembaga dalam lima kategori yakni dakwah Islam, studi Islam, bahasa dan sastra Arab, kedokteran dan ilmu pengetahuan.
Ceramah Ilmu Pengetahuan
Zakir Naik dalam kunjungan ke Indonesia akan menyampaikan materi dalam bentuk metode ceramah biasa dilanjutkan sesi tanya jawab, bukan melakukan debat.
“Dr Zakir Naik tidak akan bicara tentang hal-hal SARA, tapi ceramah biasa dan lebih banyak tentang ilmu pengetahuan,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Luar Negeri Muh Yudin Junaedi, di Jakarta, seusai silaturahmi Zakir Naik dengan MUI pusat di Jakarta, Jumat (31/3), seperti dikutip Antaranews.
Sementara Zakir mengatakan untuk menjadi dai harus menguasai ayar Quran.
“Harus punya dasar yang kuat yaitu Al Quran. Maka itu pentingnya penguasaan ayat,” kata Zakir Naik.
Menurut Zakir, ada empat faktor untuk menjadi dai yang baik terutama dalam upaya menangkal upaya-upaya pengikisan akidah dari luar Islam. Selain menguasai Al Quran, juga harus punya referensi dari kitab suci agama lain, serta memiliki penalaran yang baik dan harus berdasarkan ilmu pengetahuan.
“Ada 25 ayat yang harus kita hafalkan, jadi kunci, itu benar-benar harus dikuasai ketika berdakwah,” katanya.
Para pendakwah juga harus melakukan survei, ketika penceramah agama lain menggunakan ayat kitab suci mereka, maka dai harus benar-benar paham juga sehingga bisa melakukan upaya pencegahan.
“Ada 75-100 ayat yang dikutip misionaris. Untuk mengcounter kita juga ada 75-100 ayat. Artinya kalau seorang dai bisa menghafal 100 ayat bisa mendakwah ke pemimpin tertinggi agama lain sekalipun,” kata Zakir. [DAS]