Jakarta – Presiden AS Donald Trump mengumumkan pemberlakuan tarif impor baru pada Rabu (02/04/2025) waktu setempat. Satu negara yang tidak muncul dalam daftar tersebut adalah Rusia.
Melansir dari BBC, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan hal ini terjadi karena sanksi AS yang berlaku terhadap Rusia “menghalangi perdagangan yang berarti”.
Media Rusia juga berpendapat pada Kamis (03/04/2025) bahwa negara mereka tidak masuk dalam daftar tarif karena adanya sanksi.
“Tidak ada tarif yang dikenakan pada Rusia, tetapi itu bukan karena perlakuan khusus. Itu hanya karena sanksi Barat sudah diberlakukan terhadap negara kami,” kata stasiun TV milik pemerintah, Rossiya 24.
Menurut saluran Rossiya 1, ketiadaan Rusia dalam daftar tarif AS “membuat banyak pihak di Barat kecewa”.
Kantor Perwakilan Dagang AS melaporkan perdagangan antara AS dan Rusia bernilai 3,5 miliar dolar AS pada tahun 2024. Trading Economics dan media Rusia menyebut perdagangan tersebut sebagian besar terdiri dari pupuk, bahan bakar nuklir, dan beberapa logam.
AS memberlakukan sanksi skala besar terhadap Rusia setelah serangan ke Ukraina pada tahun 2022. Namun Trump secara umum mengambil pendekatan yang lebih bersahabat terhadap Rusia sejak ia kembali ke Gedung Putih.
Bulan lalu, ia hanya mengancam akan mengenakan tarif 50% pada negara-negara yang membeli minyak Rusia jika Putin tidak menyetujui gencatan senjata.
Negara-negara lain yang tidak masuk dalam daftar tarif Trump adalah Kuba, Belarus, dan Korea Utara. Menanggapi hal tersebut, banyak media yang dikontrol oleh Kremlin secara khusus merujuk pada perkataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent: “Rusia dan Belarus, kami tidak berdagang dengan mereka. Mereka dikenai sanksi”.
Sementara itu, Ukraina menghadapi tarif 10% atas ekspornya ke AS. Wakil perdana menteri Ukraina, Yulia Svyrydenko, mengatakan tarif baru AS sebagian besar akan memukul produsen kecil.
Ia juga mengatakan Ukraina “berusaha untuk mendapatkan persyaratan yang lebih baik”.
“Ukraina memiliki banyak hal yang dapat ditawarkan kepada Amerika Serikat sebagai sekutu dan mitra yang dapat diandalkan,” katanya. “Tarif yang adil menguntungkan kedua negara”.
Pada tahun 2024, Ukraina mengekspor barang senilai 874 juta dolar AS dan mengimpor 3,4 miliar dolar AS. Meskipun skala perdagangannya kecil, AS telah memberikan dukungan material yang signifikan untuk perang melawan Rusia.
Trump berpendapat negaranya telah menghabiskan 300-350 miliar dolar AS untuk bantuan tersebut. Departemen Pertahanan AS mengumumkan nominal yang berbeda, yaitu 182,8 miliar dolar AS.
Angka itu mencakup pelatihan militer AS di Eropa dan pengisian kembali persediaan pertahanan AS untuk Operasi Atlantic Resolve.
Operasi Atlantic Resolve adalah sebuah inisiatif yang diluncurkan di tahun 2014 di bawah Presiden Barack Obama sebagai respons terhadap tindakan militer Rusia di Ukraina.
AS juga telah berupaya mencapai kesepakatan untuk akses ke mineral Ukraina sebagai bagian dari negosiasi untuk mengakhiri perang.
Apa Itu Tarif?
Menurut BBC, tarif adalah pajak yang dikenakan pada barang yang diimpor dari negara lain.
Biasanya, tarif adalah persentase dari nilai suatu produk. Misalnya, tarif 25% pada produk seharga 10 dolar AS akan dikenakan biaya tambahan sebesar 2,50 dolar AS.
Perusahaan yang membawa barang asing ke negara tersebut harus membayar pajak kepada pemerintah. Perusahaan dapat memilih untuk membebankan sebagian atau seluruh biaya kepada pelanggan, atau dapat memutuskan untuk mengimpor lebih sedikit barang asing.
Trump berpendapat AS harus menggunakan tarif untuk meningkatkan ekonominya.
Ia mengatakan tarif akan mendorong konsumen AS untuk membeli lebih banyak barang buatan Amerika, meningkatkan jumlah pajak yang dikumpulkan, dan meningkatkan investasi dalam jumlah besar di negara tersebut.
Ia juga ingin mengurangi kesenjangan antara nilai barang yang dibeli AS dari negara lain dan nilai barang yang dijualnya kepada mereka. Menurutnya, Amerika telah dimanfaatkan oleh “para penipu” dan “dirampok” oleh orang asing.
Trump mengklaim tarif 10% untuk semua negara dan tarif yang jauh lebih tinggi hingga 50% untuk masing-masing negara akan meningkatkan ekonomi AS dan melindungi lapangan pekerjaan.
Namun, beberapa pihak memperingatkan harga akan naik bagi konsumen AS dan langkah tersebut dapat merugikan ekonomi dunia.
Reciprocal Tariffs
Trump mengatakan tarif minimum 10% akan berlaku untuk semua impor ke AS mulai 5 April. Inggris, Argentina, Australia, Brasil, dan Arab Saudi masuk dalam daftar negara-negara yang akan terkena tarif.
Namun, banyak negara akan menghadapi tarif yang jauh lebih tinggi mulai 9 April.
Tarif ini mencakup 49% untuk produk Kamboja, 46% untuk impor Vietnam, dan tambahan 34% untuk produk dari China, selain tarif 20% yang diumumkan sebelumnya. Barang dari Uni Eropa akan dikenakan pajak sebesar 20%.
Pejabat Gedung Putih menggambarkan tarif yang lebih tinggi sebagai tarif timbal balik (reciprocal tariffs).
Timbal balik berarti tarif tersebut berdasarkan pada apa yang telah dibebankan negara-negara kepada AS dalam bentuk tarif yang ada, ditambah hambatan non-tarif seperti peraturan. Namun, ini tidak terjadi pada semua negara dalam daftar.
Sebaliknya, tingkat tarif dihitung atas dasar menghilangkan defisit perdagangan barang AS dengan masing-masing negara. [BP]