Koran Sulindo – Tim pencari fakta kini sedang menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia berupa gas saraf di kawasan Douma, Suriah pekan lalu. Penyelidikan ini dilakukan Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons yang bekerja sama dengan PBB.
Soal ini, seperti yang dilaporan VOA, Rusia tidak akan menggangu kerja para penyelidiknya. Setelah mengetahui adanya informasi dugaan penggunaan senjata kimia di Douma, para pengawas yang bekerja di organisasi tersebut segera mengadakan pertemuan darurat di Den Haag.
Sementara ini, Amerika Serikat (AS) bersama Inggris dan Prancis meyakini penggunaan senjata kimia itu dilakukan oleh pemerintah Suriah Bashar al-Assad. Ia karena itu dianggap bertanggung jawab atasnya. Tentu saja tuduhan tersebut dibantah Suriah dan Rusia.
Karena tuduhan itu, AS bersama sekutunya itu menyerang Suriah pada Sabtu lalu. Serangan itu menargetkan sarana pusat penelitian di Damaskus terkait dengan produksi senjata kimia dan biologi. Juga menargetkan gedung penyimpanan senjata kimia di sebelah barat Homs. Terakhir gedung penyimpanan peralatan senjata kimia dan pos komando yang penting, juga dekat Homs.
Meski dikecam berbagai pihak, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson pada Senin (16/4) justru membenarkan serangkan tersebut. Ia menyebut itu adalah tindakan yang benar. Terlebih ia khawatir perang Suriah akan berlanjut dengan cara mengerikan dan menyedihkan.
“Namun, dunia internasional sudah sepakat mengatakan kita sudah cukup menggunakan senjata kimia,” kata Johnson seperti dikutip VOA.
Pernyataan itu disampaikan Johnson ketika sedang raoat dengan para menteri luar negeri negara-negara Eropa yang membahas situasi Suriah selepas serangan. Uni Eropa tentu saja seperti AS mengecam penggunaan senjata kimia di Suriah, termasuk serangan terbaru soal itu.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini menuturkan, jelas ada kebutuhan untuk mendorong kembali proses perdamaian lewat PBB untuk Suriah. Ia meminta Rusia dan Iran menggunakan pengaruhnya membujuk Assad untuk memulai kembali pembicaraan serius di bawah naungan PBB di Jenewa.
Masih di hari yang sama, AS diperkirakan akan mengenakan sanksi baru kepada Rusia. Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengungkapkan, pihaknya akan mengambil langkah-langkah terhadap perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan peralatan dan penggunaan senajta kimia oleh Asaad.
Ia bahkan mengancam Assad bahwa AS akan meluncurkan serangan yang lain jika diketahui menggunakan senjata kimia lainnya. Meski Assad merasakan sakit karena serangan awal itu, akan ada serangan lainnya jika ditemukan penggunaan senjata kimia sekecil apapun.
Ia karena itu menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Assad. Apakah serangan rudal kemarin sudah cukup atau akan ada upaya militer secara berkelanjutan. AS, kata Haley, akan terus mengawasi Assad. Semoga lewat serangan rudal beberapa hari lalu, Asaad menerima pesannya. [KRG]