Rusia kembali menyerang beberapa wilayah di Ukraina. Satu serangan rudal di Kyiv melukai setidaknya tiga orang dan menimbulkan beberapa kebakaran pada Minggu (06/04/2025) pagi waktu setempat.
Melansir dari The Guardian, serangan tersebut membuat seluruh Ukraina berada dalam peringatan udara pada pukul 02.00 GMT, setelah angkatan udara memperingatkan adanya serangan termasuk di wilayah yang berbatasan dengan Polandia.
Skala serangan rudal Rusia belum jelas. Tidak ada laporan serangan atau kerusakan di wilayah Ukraina barat yang berbatasan dengan Polandia.
Polandia telah meningkatkan kewaspadaan terhadap objek yang memasuki wilayah udaranya sejak rudal Ukraina yang tersasar menghantam desa Przewodow di wilayah selatannya pada 2022 dan menewaskan dua orang.
Serangan di Kyiv terjadi setelah serangan di kota Kryvyi Rih, kota kelahiran presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Serangan itu menewaskan sedikitnya 18 orang termasuk sembilan anak.
Zelenskyy menyatakan kekecewaannya atas tanggapan kedutaan AS terhadap serangan rudal Rusia di Kryvyi Rih.
“Sayangnya, tanggapan dari Kedutaan Besar AS sangat mengecewakan—negara yang kuat, rakyat yang kuat, namun reaksinya lemah. Mereka bahkan takut untuk menyebut kata “Rusia” ketika berbicara tentang rudal yang membunuh anak-anak,” tulis Zelenskyy di X.
“Ya, perang harus berakhir. Namun untuk mengakhirinya, kita tidak boleh takut menyebut sesuatu dengan sebutan yang tepat. Kita tidak boleh takut menekan pihak yang meneruskan perang ini dan mengabaikan semua usulan dunia untuk mengakhirinya,” tambahnya.
Zelenskyy juga melaporkan melalui kanal Telegramnya bahwa ada serangan rudal Rusia di perairan Laut Hitam. Mitra Ukraina tahu persis kapal mana yang terlibat dan dari bagian laut mana peluncuran itu terjadi.
“Inilah salah satu alasan mengapa Rusia mendistorsi diplomasi, mengapa negara tersebut menolak untuk menyetujui gencatan senjata tanpa syarat: mereka ingin mempertahankan kemampuan mereka untuk menyerang kota-kota dan pelabuhan kami dari laut,” katanya.
Ia menekankan bahwa gencatan senjata di laut bukan hanya tentang kebebasan navigasi dan ekspor produk makanan melalui laut, tetapi tentang keamanan secara keseluruhan dan upaya mencapai perdamaian. [BP]