Rusia Dituduh Dalang Penembakan MH17, Mahathir Tidak Senang

Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines MH370 [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Tim Investigasi Gabungan (JIT) kasus penembakan Malaysia Airlines MH17 yang menewaskan 298 penumpang pada 2014 menetapkan 4 tersangka sebagai pelaku. Tim yang dipimpin Belanda itu dengan cepat menuduh dalang penembakan pesawat tersebut adalah Rusia.

Akan tetapi, seperti dilaporkan RT.com pada Kamis (20/6), pemerintah Malaysia justru tidak senang dengan laporan JIT itu. Perdana Menteri Mahathir Mohamad justru menilai temuan JIT lebih banyak unsur politiknya ketimbang fakta sebab jatuhnya pesawat.

Mahathir dengan terang menyuarakan kegelisahannya atas temuan JIT itu. Pasalnya, kesimpulan JIT atas tuduhan terhadap Moskwa dinilai terlalu cepat sehingga memunculkan keraguan terhadap integritas tim.

“Kami tidak senang dengan itu. Sejak awal ini lebih ke soal poltiik terutama untuk menuduh Rusia dalang penembakan MH17. Bahkan sebelum mereka memeriksa kasus ini, tim telah menuduh Rusia,” kata Mahathir.

JIT pada Rabu (19/6) menetapkan 4 tersangka sebagai pelaku utama penembakan Malaysia Airlines MH17 pada 2014. Dari keempat orang itu, 3 di antaranya orang Rusia dan 1 lagi orang Ukraina.

Penyelidik menuduh keempatnya punya peran penting dalam kasus penembakan MH17 yang menggunakan rudal Buk. Moskwa dan penyelidik internasional sepakat bahwa MH17 ditembak dengan rudal Buk sehingga menewaskan seluruh penumpang yang ada di dalam pesawat.

Kendati demikian, Rusia menolak sebagai dalang penembakan MH17. Rusia memastikan jenis rudal demikian sudah tak lagi digunakan di dalam militer mereka. Rudal itu milik militer Ukraina, sebut pemerintah Rusia.

Menanggapi hal tersebut, Mahathir mengatakan, pihaknya yang sejak awal mengawasi penyelidikan mendesak JIT untuk menunjukkan bukti bahwa Rusia merupakan dalang penembakan MH17. Soalnya, sejauh ini, tak pernah ada bukti hanya sekadar kabar angin. [KRG]