INFO mengenai rencana pengiriman tank tempur Amerika Serikat (AS) M1 Abrams ke Ukraina mendapat reaksi keras dari pemerintah Rusia. Mereka menuding AS menggunakan Ukraina dan pemerintahan bonekanya melancarkan proxy war.
Duta besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov menyebut tindakan itu menunjukkan AS sebagai agresor sesungguhnya.
“Jika Amerika Serikat memutuskan untuk memasok tank, mustahil melakukan pembenaran dengan dalih sebagai ‘senjata pertahanan’. Ini akan menjadi provokasi terang-terangan terhadap Rusia, tidak ada lagi ilusi tentang siapa agresor sebenarnya dalam konflik saat ini.” kata Antonov.
Antonov juga memberikan peringatan bahwa setiap tank tempur Amerika yang dikirim ke Ukraina akan dihancurkan oleh pasukan Rusia.
Sebelumnya tersiar laporan media bahwa Gedung Putih berencana untuk memasok Kiev dengan kendaraan lapis baja berat meskipun sebelumnya telah ditolak.
Anatoly Antonov, mengatakan langkah itu hanya akan meningkatkan keterlibatan Amerika dalam konflik dan jauh dari sekedar menawarkan senjata pertahanan.
“Jika keputusan untuk mentransfer ke Kiev M1 Abrams dibuat, tank Amerika tanpa keraguan akan dihancurkan, seperti semua peralatan militer NATO lainnya,” katanya.
Antonov juga menambahkan bahwa Amerika terus meningkatkan level dukungan militer kepada pemerintah boneka mereka di Ukraina yaitu pemerintahan Zelenski.
AS mengubah sikap
Meskipun Gedung Putih sebelumnya menolak tuntutan Kiev untuk Tank M1 Abrams – yang masuk dalam ‘daftar permohonan Natal’ yang diedarkan oleh pejabat Ukraina, beberapa kantor berita melaporkan bahwa Washington telah berbalik arah dan berniat untuk mengirim.
Sementara Pentagon berpendapat bahwa Tank Abrams berat untuk dioperasikan dan dirawat, dan bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk mencapai medan perang.
Sementara itu para pejabat AS meyakini jika AS memasok tank ke Ukraina, langkah itu akan membuat Jerman brsedia mengirimkan tank Leopard 2 miliknya.
Leopard saat ini digunakan oleh militer beberapa negara Eropa, dengan formasi sekitar 2.000 unit ditempatkan di seluruh Eropa. Namun pengiriman Lopard ke negara pihak ketiga seperti Ukraina harus mendapatkan persetujuan Berlin.
Duta Besar Antonov mencatat bahwa para pejabat AS sering meninjau informasi di media sebelum mengkonfirmasikannya, menunjukkan bahwa laporan media tentang pengiriman M1 Abrams adalah contoh lain dari kebocoran informasi yang disengaja.
Moskow telah berulang kali mendesak intervensi Barat dalam konflik tersebut, dengan alasan bahwa aliran perangkat keras militer yang mengalir ke Ukraina hanya akan memperpanjang pertempuran dan membuat penyelesaian berdasar negosiasi menjadi tidak mungkin.
Meskipun demikian, Kremlin telah mengatakan bahwa tidak ada bantuan asing manapun yang dapat menghentikannya mereka mencapai tujuan, dan berjanji bahwa semua senjata NATO yang dikirim ke Ukraina akan “dibakar”. [PAR]