Jakarta – Rudal Iran menghantam sebuah rumah sakit besar di Israel selatan dan mengenai bangunan tempat tinggal di dekat Tel Aviv, melukai sedikitnya 240 orang.
Mengutip dari AP News, setidaknya 80 pasien dan petugas medis terluka dalam serangan di Pusat Medis Soroka.
Kebanyakan mengalami luka ringan, karena sebagian besar bangunan rumah sakit telah dievakuasi dalam beberapa hari terakhir.
Pejabat Iran bersikeras bahwa mereka tidak bermaksud menyerang rumah sakit tersebut dan mengklaim serangan itu menghantam fasilitas milik unit teknologi elit militer Israel, yang disebut C4i.
Situs web untuk taman teknologi canggih Gav-Yam Negev, sekitar tiga kilometer (2 mil) dari rumah sakit tersebut, mengatakan bahwa C4i memiliki kampus cabang di area itu.
Militer Israel tidak menanggapi permintaan komentar.
Seorang pejabat militer Israel, yang berbicara dengan syarat anonim sesuai regulasi, mengakui tidak ada informasi intelijen khusus mengenai Iran yang berencana untuk menyerang rumah sakit tersebut.
Banyak rumah sakit di Israel, termasuk Soroka, telah mengaktifkan rencana darurat dalam seminggu terakhir.
Mereka mengubah garasi menjadi bangsal dan memindahkan pasien yang rentan ke bawah tanah.
Israel juga memiliki bank darah berbenteng di bawah tanah yang mulai beroperasi setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Para dokter di Soroka mengatakan rudal Iran menyerang hampir segera setelah sirene serangan udara berbunyi, menyebabkan ledakan yang dapat didengar dari ruang aman.
Serangan itu menimbulkan kerusakan terbesar pada bangunan bedah lama dan memengaruhi infrastruktur utama, termasuk sistem gas, air, dan pendingin udara, kata pusat medis tersebut.
Rumah sakit itu, yang menyediakan layanan kepada sekitar 1 juta penduduk, tengah merawat 700 pasien pada saat itu.
Setelah serangan, rumah sakit tersebut ditutup untuk semua pasien kecuali untuk kasus-kasus yang mengancam jiwa. [BP]




