Suluh Indonesia – Kompleks Candi Prambanan merupakan situs warisan dunia asli Indonesia yang telah ditetapkan UNESCO pada tahun 1991. Salah satu candi terindah di dunia yang terdapat di perbatasan provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah ini memiliki dongeng ajaib mengenai latar belakang pembuatannya. Konon, candi ini dibangun hanya dalam satu malam dan melibatkan kekuatan supernatural. Dongeng rakyat itu bernama Roro Jonggrang. Seorang putri cantik yang meminta mahar seribu candi sebagai syarat pernikahannya.
***
Alkisah pada zaman dahulu kala di Jawa Tengah terdapat dua kerajaan besar yang bertetangga, yaitu Kerajaan Pengging dan Kerajaan Boko. Pengging adalah kerajaan yang subur dan makmur, dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana bernama Prabu Damar Maya. Prabu Damar Maya memiliki putra bernama Raden Bandung Bondowoso, seorang kesatria yang gagah perkasa dan memiliki kesaktian yang tinggi.
Sedangkan Kerajaan Boko dipimpin oleh raja denawa (raksasa) pemakan manusia yang kejam bernama Prabu Boko. Dalam memerintah kerajaannya, Prabu Boko dibantu oleh seorang Patih bernama Patih Gupolo yang juga adalah raksasa. Akan tetapi, meskipun sang raja berasal dari bangsa raksasa, Prabu Boko memiliki putri yang sangat cantik jelita bernama Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang tersohor di tanah Jawa sebagai seorang gadis berparas cantik dan bertubuh langsing. Kulitnya putih sempurna dengan rambut hitam tergerai. Sorot pandang matanya tajam menikam. Aura dari tubuhnya memancar sempurna layaknya seorang bidadari surga yang memikat setiap laki-laki yang memandangnya. Dengan segenap kesempurnaan ia hadir sebagai wanita dengan harga diri yang tinggi, tak mudah ditaklukkan oleh kekayaan dan kegagahan laki-laki manapun.
Prabu Boko berhasrat memperluas kerajaannya dengan merebut kerajaan Pengging. Bersama Patih Gupolo, Prabu Boko melatih bala tentara dan menarik pajak dari rakyat untuk membiayai perang. Saat bala tentaranya dirasa siap, mereka pun segera menyerbu kerajaan Pengging.
Pertempuran hebat meletus di Kerajaan Pengging antara tentara Kerajaan Boko dan tentara kerajaan Pengging. Demi mempertahankan kerajaannya dan mengalahkan para penyerang, Prabu Damar Maya mengirim putranya, Pangeran Bandung Bondowoso bersama bala tentara kerajaan untuk bertempur melawan Prabu Boko.
Pertempuran antara keduanya pun berlangsung begitu hebat dan lama, namun berkat kesaktiannya yang tinggi, Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Boko sang raksasa perkasa. Ketika Patih Gupolo melihat kekalahan dan kematian rajanya, ia merasa putus asa dan segera melarikan diri dari medan perang bersama pasukannya, mereka pun mundur kembali ke Kerajaan Boko.
Pangeran Bandung Bondowoso yang merasa kemenangan telah diraihnya, tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan mengejar Patih Gupolo yang telah mundur. Ketika Patih Gupolo tiba di Keraton (istana) Boko, ia segera melaporkan kabar kematian rajanya kepada Putri Roro Jonggrang. Mendengar kabar duka ini sang putri bersedih dan meratapi kematian ayahandanya.
Kerajaan Boko tidak dapat mempertahankan diri saat balatentara Pengging menyerang balik mereka. Raja mereka yang perkasa telah mati dan banyak pasukannya yang tewas di medan perang. Kerajaan Boko pun jatuh ke tangan Pangeran Bandung Bondowoso. Ketika ia menyerbu masuk ke dalam Keraton Boko dan melihat Putri Roro Jonggrang, seketika itu pula Bandung Bondowoso terpikat dan terpesona kecantikan sang putri yang luar biasa. Saat itu juga Bandung Bondowoso jatuh cinta dan melamar Roro Jonggrang untuk menjadi istrinya. Akan tetapi sang putri menolak lamaran itu, tentu saja karena ia tidak mau menikahi pembunuh ayahandanya dan penjajah negerinya.
Bandung Bondowoso terus membujuk dan memaksa agar sang putri bersedia dipersunting. Akhirnya dengan berat hati, Roro Jonggrang bersedia dinikahi oleh Bandung Bondowoso, tetapi dengan mengajukan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan.
Syarat pertama adalah ia meminta kepada sang pangeran untuk dibuatkan sumur raksasa yang dinamakan sumur Jalatunda, dan syarat kedua adalah untuk dibangunkan seribu candi untuknya dalam satu malam. Meskipun syarat-syarat itu teramat berat dan mustahil untuk dipenuhi, Bandung Bondowoso tetap menyanggupinya.
Syarat itu pun segera dikerjakan. Dengan kekuatan dan kesaktiannya sang pangeran berhasil menyelesaikan sumur Jalatunda. Setelah sumur selesai, dengan bangga sang Pangeran menunjukkan hasil karyanya. Putri Roro Jonggrang berusaha memperdaya sang pangeran dengan membujuknya untuk turun ke dalam sumur dan memeriksanya.
Setelah Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur, sang putri memerintahkan Patih Gupolo untuk menutup dan menimbun sumur dengan batu-batu, mengubur Bondowoso hidup-hidup. Akan tetapi upaya membalaskan dendam ayahandanya itu gagal, karena Bandung Bondowoso yang sakti dan kuat gagah perkasa berhasil keluar dengan mendobrak timbunan bebatuan itu.
Sang pangeran sempat dibakar amarah akibat tipu daya sang putri, akan tetapi berkat kecantikan dan bujuk rayunya, sang putri berhasil meredam kemarahan sang pangeran.