Ritual Bakar Tongkang: Tradisi Unik Etnis Tionghoa di Riau

Tradisi Bakar Tongkang di Bagansiapiapi Riau. (DOK. Pemprov Riau)

Setiap tahun, masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi, Riau, menggelar ritual Bakar Tongkang, sebuah tradisi yang memiliki makna spiritual dan historis mendalam. Ritual ini menjadi salah satu perayaan budaya terbesar di Indonesia, menarik ribuan wisatawan dan peziarah dari berbagai negara, terutama dari Tiongkok, Singapura, dan Malaysia.

Asal Usul Ritual Bakar Tongkang

Ritual ini berakar pada sejarah migrasi etnis Tionghoa ke wilayah Bagansiapiapi pada abad ke-19. Konon, para leluhur mereka datang dari Fujian, Tiongkok, menggunakan kapal kayu (tongkang) dan akhirnya menetap di daerah ini. Sebagai bentuk syukur atas keselamatan yang diberikan oleh Dewa Kie Ong Ya, mereka melakukan upacara pembakaran kapal sebagai simbol meninggalkan masa lalu dan mengabdikan diri sepenuhnya di tanah yang baru.

Prosesi Sakral dan Makna Filosofis

Upacara dimulai dengan arak-arakan replika tongkang yang dihiasi warna-warni dan berbagai sesajen. Perahu ini kemudian dibawa ke lokasi pembakaran yang telah disiapkan. Setelah serangkaian doa dan persembahan kepada para dewa, perahu dibakar dengan meriah diiringi tabuhan genderang dan kembang api.

Masyarakat percaya bahwa arah jatuhnya tiang utama kapal yang terbakar akan menentukan nasib mereka di tahun mendatang. Jika tiang jatuh ke arah laut, dipercaya keberuntungan akan datang dari perniagaan laut; jika jatuh ke arah darat, keberuntungan di sektor pertanian dan perdagangan darat akan meningkat.

Daya Tarik Wisata dan Pelestarian Budaya

Selain aspek spiritualnya, ritual Bakar Tongkang telah menjadi magnet wisata budaya. Ribuan pengunjung memadati Bagansiapiapi untuk menyaksikan kemegahan acara ini. Pemerintah daerah pun mendukung perayaan ini sebagai bagian dari promosi pariwisata dan pelestarian warisan budaya.

Sebagai warisan budaya takbenda, ritual ini bukan hanya sekadar acara keagamaan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap leluhur dan simbol kebersamaan antar generasi. Seperti yang sering diungkapkan oleh masyarakat setempat, “Bakar Tongkang bukan hanya membakar kapal, tetapi juga menyalakan harapan untuk masa depan.” [IQT]