KANDIDAT Perdana Menteri (PM) Inggris dari partai konservatif, Rishi Sunak, melenggang untuk menjadi PM Iggris setelah memenangi pemilihan ketua Partai Konservatif yang berkuasa setelah dua kandidat lain (Boris Johnson dan Penny Mordaunt) menyatakan mundur.
Sebelumnya, pemilihan PM Inggris dilakukan setelah PM Liz Truss megumumkan pengunduran diri meski baru 45 hari memerintah. Liz Truss diterpa desakan mundur dari mayoritas anggota parlemen setelah berbagai kebijakannya dianggap memperparah krisis di negara itu.
Dengan begitu, Sunak menjadi warga negara keturunan pertama yang akan menjadi PM Inggris. Selanjutnya Sunak akan dinobatkan sebagai PM oleh Raja Charles III.
Saat ini situasi ekonomi dan politik Inggris yang tengah bergejolak menjadi pekerjaan besar bagi Sunak setelah resmi memerintah. Ekonomi Inggris tengah dalam kondisi resesi ditandai dengan melambatnya pertumbuhan GDP dan angka inflasi diatas 10 persen.
Rakyat Inggris banyak yang jatuh menuju jurang garis kemiskinan ekstrim akibat kenaikan harga menjelang musim dingin yang sangat menyakitkan. Seperti yang dikatakan oleh seorang menteri di kabinet, “Kita punya masalah yang sama seperti sebelumnya dan ditambah dengan krisis ekonomi.”
Badan kesehatan Inggris, NHS, bahkan telah kehabisan dana, begitu pun sektor pelayanan publik seperti pendidikan dan kesehatan. Masalah lainnya adalah menurunnya sektor transportasi dan properti. Daftar masalah ini diperkirakan akan bertambah panjang seiring tidak jelasnya arah kebijakan pemerintah.
Kekacauan yang diciptakan oleh pemerintahan Liz Truss yang hanya seumur jagung telah membuat Partai Konservatif – atau Tory – bagian dari masalah itu. Keputusan-keputusannya, yang kemudian dengan cepat dibatalkan, mengakibatkan Inggris mengalami guncangan di bursa keuangan sehingga mata uang Pound sempat jatuh di bawah US$ 1,1.
Politik negeri itu pun sedang memanas akibat protes dari rakyatnya mengenai kebijakan pemerintah mengenai energi dan penanganan kenaikan harga. Krisis diperparah dengan keterlibatan Inggris dalam perang di Ukraina melalui kebijakan anti Rusia yang berakibat krisis energi dalam negeri. Gerakan buruh tengah bangkin melakukan pemogokan besar di berbagai kawasan industri dan pelabuhan menuntut kenaikan upah.
Rishi Sunak
Ia adalah mantan menteri keuangan Inggris antara tahun 2020 hingga 2022, di saat PM Boris Johnson memerintah. Sebelumnya ia berada pada urutan kedua setelah Liz Truss, pada pemilihan pemimpin Partai Konservatif yang berlangsung bulan September lalu.
Sunak adalah anggota Parlemen dari partai konservatif. Latar belakang keluarganya berasal dari Afrika Timur, sedangkan kakek dan neneknya berasal dari India.
Dia muncul sebagai kandidat utama setelah mantan Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan mundur sebagai kandidat. Sunak sebelumnya telah mengantongi dukungan mayoritas anggota parlemen Konservatif.
Lahir di Southampton, Sunak tumbuh dengan bersekolah swasta, kemudian menempuh pendidikan tinggi di Universitas Oxford lalu Stanford.
Dia menjadi anggota parlemen pada 2015 dan meski hanya sedikit orang di Westminster pernah mendengar namanya, dia menjadi menteri keuangan pada Februari 2020.
Di masa awal jabatannya, dia sudah harus menghadapi pandemi, menghabiskan banyak anggaran untuk menjaga keberlangsungan perekonomian, yang kemudian melambungkan popularitasnya.
Meski begitu, reputasinya sempat ternoda setelah adanya kontroversi soal pajak dari istrinya, dan tak lama dia juga didenda karena melanggar aturan karantina wilayah.
Salah satu pendukungnya di kabinet berkata, “dia penting untuk kita di 2019, dan dia penting untuk kita sekarang” – setengah bercanda mengatakan mereka sedang merancang “kebangkitan terbesar setelah Lazarus”. [PAR]