Puan Maharani bersama penggagas dan tim produksi film Taufiq Kiemas.

Koran Sulindo – Kisah hidup mantan Ketua MPR Taufiq Kiemas akan diangkat ke layar lebar. Yang memproduksinya adalah Max Pictures. Rencananya, film tersebut akan mulai diputar di bioskop Tanah Air mulai Juni 2018.

Putri Taufiq Kiemas, Puan Maharani, telah merestui pembuatan film tersebut. “Saya menyambut baik rencana pembuatan film ayah saya. Dan berharap film ini menginspirasi kaum muda Indonesia dan memberi harapan terhadap dunia politik negeri ini,” kata Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat dan Kebudayaan itu.

Puan berharap, film itu dapat menggambarkan sosok Taufiq Kiemas sebagai seorang ayah dan suami, selain sebagai politisi dan negarawan. Juga sebagai politisi yang dapat bergaul dengan semua kalangan. “Dengan begitu, masyarakat lebih mengenal dan memahami sosok Taufiq Kiemas,” tuturnya.

Persiapan pembuatan filmnya sendiri sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu. Penggagasnya adalah Pemimpin Redaksi Koran Suluh Indonesia, Imran Hasibuan, yang memang penulis biografi resmi Taufiq Kiemas. Beberapa waktu lalu, Imran dan sejumlah tokoh, termasuk dari Max Pictures, berziarah ke makam Taufiq Kiemas di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Taufiq Kiemas dilahirkan di Jakarta pada 31 Desember 1942 dan wafat di sebuah rumah sakit di Singapura pada 8 Juni 2013. Bung TK, begitu ia biasa disapa kawan-kawannya, lahir dari pasangan Tjik Agus Kiemas dan Hamzathoen Roesjda. Ayahnya berasal dari Sumatera Selatan, sedangkan ibunya berdarah Minangkabau.

Sejak SMA di Palembang, Bung TK sudah mulai aktif berpolitik, setelah sebelumnya mendengar secara tidak sengaja pidato Bung Karno lewat siaran radio. Kegiatan politiknya semakin intens setelah menjadi mahasiswa Universitas Sriwijaya dan bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Gara-gara aktivitas politiknya, Bung TK pernah dua kali dijebloskan ke dalam penjara oleh rezim Soeharto. Pada 25 Maret 1973, Bung TK menikahi putri tertua Bung Karno, Megawati Soekarnoputri, yang kelak menjadi perempuan pertama yang menjadi Presiden Republik Indonesia dan ketua partai politik. Dari pernikahan ini, pasangan politisi tersebut dikaruniai seorang putri, Puan Maharani. [PUR]