Realita Antusiasme Pilkada Kuningan

Ilustrasi Pilkada 2024. Sulindo/Iqyanut

Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, euforia dan persiapan semestinya sudah dirasakan jauh-jauh hari. Namun, kondisi di Kabupaten Kuningan tampaknya masih kurang menggugah antusiasme para bakal calon untuk tampil dengan gagasan dan visi misi yang jelas.

Seperti yang disampaikan oleh Ketua HMI Kuningan, Eka Kasmarandana, momentum Pilkada seharusnya dimanfaatkan lebih dari sekadar pergantian pemimpin; ini juga merupakan saat penting untuk mengevaluasi kinerja pemerintahan sebelumnya dan memperbaiki berbagai kekurangan yang ada.

Kondisi Kuningan yang digambarkan Eka “sedang tidak baik-baik saja” menjadi alarm bagi semua calon pemimpin daerah. Banyak pekerjaan rumah yang harus segera ditangani demi kesejahteraan masyarakat.

Namun, kenyataannya, hingga kini beberapa calon masih ‘malu-malu kucing’, enggan tampil dengan jelas di hadapan publik untuk menyampaikan visi misi mereka. Sikap seperti ini justru merugikan masyarakat yang membutuhkan informasi dan kejelasan mengenai siapa yang akan mereka pilih sebagai pemimpin.

Eka menekankan pentingnya persiapan yang matang sejak awal, dengan berbagai perhitungan dan pertimbangan. Bakal calon seharusnya tidak lagi ragu untuk muncul dan menyatakan niatnya mencalonkan diri.

Keterbukaan ini penting agar masyarakat dapat mengetahui dan menilai calon pemimpin mereka dengan baik. Dengan demikian, masyarakat akan terlibat aktif dalam proses demokrasi ini, bukan sekadar menjadi penonton yang pasif.

Situasi politik yang penuh dengan ‘kasak-kusuk’ dan ‘tengak-tengok’ antar tim kandidat menunjukkan bahwa sebelum kompetisi resmi dimulai, sudah ada persaingan sengit yang terjadi di belakang layar.

Ini memperlihatkan bahwa dalam politik, kawan dan lawan bisa berubah sesuai dengan kepentingan yang ada. Namun, di balik dinamika ini, calon pemimpin yang benar-benar peduli terhadap kemajuan daerah harus berani tampil dengan gagasan dan visi yang jelas, bukan hanya mengandalkan popularitas atau elektabilitas semata.

Eka juga menyoroti bahwa meskipun ada beberapa calon yang sudah percaya diri untuk tampil, mereka masih terkesan sebatas ‘jualan politik’ tanpa menawarkan solusi nyata.

Pilkada bukan hanya tentang popularitas atau kekuatan finansial, tetapi juga tentang kualitas kepemimpinan yang ditawarkan kepada masyarakat. Ide-ide dan gagasan untuk kemajuan daerah harus menjadi fokus utama, bukan sekadar retorika kosong.

Dalam menghadapi Pilkada, penting bagi para calon untuk menunjukkan kualitas kepemimpinan yang mereka miliki. Masyarakat tidak hanya membutuhkan pemimpin yang populer atau kaya, tetapi juga pemimpin yang mampu menghadirkan perubahan positif dan memecahkan berbagai permasalahan yang ada.

Oleh karena itu, keterbukaan, keberanian menyampaikan visi misi, dan kualitas kepemimpinan menjadi kunci dalam memenangkan hati masyarakat.

Dengan Pilkada yang semakin dekat, harapannya para calon akan lebih berani tampil ke depan dan menunjukkan komitmen mereka untuk membangun daerah.

Ini bukan hanya tentang memenangkan suara, tetapi tentang membuktikan bahwa mereka adalah pemimpin yang benar-benar siap mengabdi dan membawa perubahan positif bagi Kabupaten Kuningan. [UN]