Realisasi Belanja APBD 2021 Minim, Mendagri Minta Percepatan

Ilustrasi: Mendagri Tito Karnavian/infopublik.id

Pemerintah Daerah (Pemda) diminta oleh Mendagri Tito Karnavian untuk mempercepat realisasi belanja APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Tahun Anggaran 2021 yang hingga akhir tahun ini dinilai masih minim.

Pernyataan Tito tersebut disampaikan saat Rapat Koordinasi Evaluasi Penyerapan Anggaran Daerah Tahun 2021 antara Menteri Keuangan dan Pemda secara virtual, Senin (22/11/2021).

Menurut Mendagri penyerapan APBD terkait dengan target pertumbuhan ekonomi nasional yang dicanangkan mencapai 5 persen pada akhir 2021. Untuk mencapai target tersebut butuh dukungan dari berbagai komponen, salah satunya pemerintah daerah seperti melalui realisasi belanja APBD.

“Karena kita tahu bahwa lebih dari 700 triliun anggaran dari pemerintah pusat itu ditransfer ke daerah, dan daerah juga memiliki ruang fiskal dari pendapatan asli daerah maupun dari sumber lainnya yang sesuai dengan Undang Undang,” kata Tito.

Percepatan belanja daerah diharapkan dapat membuat uang beredar di tengah masyarakat sehingga daya beli dan konsumsi di tingkat rumah tangga juga meningkat. Selain itu, belanja APBD diharap bisa menstimulus pihak swasta yang mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi Covid-19.

Sebagai informasi per 19 November 2021, rata-rata persentase realisasi belanja APBD Provinsi TA 2021 sebesar 65,12 persen. Sedang rata-rata persentase realisasi belanja APBD Kabupaten sebesar 61,15 persen dan Kota 59,08 persen. Hal tersebut berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kemendagri.

Sedangkan tren 3 bulan terakhir, persentase realisasi belanja APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota TA 2020-2021 memiliki kondisi yang beragam. Misalnya, realisasi belanja pada Oktober TA 2021 sebesar 56,97 persen. Angka ini lebih rendah dibanding Oktober TA 2020 yang mencapai 58,94 persen. Namun, jumlah uang yang beredar pada Oktober TA 2021 mampu mencapai Rp 718,47 triliun. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan Oktober TA 2020 yang hanya Rp 715,36 triliun.

Data lain menyebutkan realisasi belanja pada November TA 2021 mencapai 62,12 persen, dengan uang yang beredar sebanyak Rp 788,07 triliun. Sedang pada November TA 2020, realisasi belanja mencapai 67,98 persen dengan uang yang beredar sebanyak Rp 837,18 triliun. [DES]