Koran Sulindo – Potensi terjadinya tsunami sulit diprediksi karena alat deteksi tsunami yang ada hampir seluruhnya mengalami kerusakan. Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pihaknya kesulitan mendeteksi potensi tsunami pasca terjadinya gempa di selatan Jawa, Jumat (15/12).
“Kita tidak punya sensor yang mampu mendeteksi tsunami. Dengan buoy kita bisa tahu tsunami akan terjadi di wilayah mana dan kapan datangnya,” kata Sutopo dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (16/12).
Buoy adalah pelampung berisi perangkat deteksi dini tsunami yang dipasang di tengah laut untuk mendeteksi gelombang pasang atau tsunami.
Meski buoy hanya salah satu bagian dari sistem Indonesia Tsunami Early Warning System, keberadaan perangkat ini dianggap paling penting untuk memberikan informasi paling akurat potensi terjadinya tsunami. “Kalau ada buoy maka BMKG pasti akan lebih pasti menyampaikan ke masyarakat akan datangnya tsunami atau tidak terdeteksinya tsunami,” kata Sutopo.
Pada gempa di wilayah selatan Jawa kemarin, BNPB butuh waktu hingga dua jam untuk memastikan risiko tsunami setelah merilis peringatan dini pascagempa. BNPB melakukan pemantauan modelling dengan menerjunkan petugas ke pesisir memastikan air laut surut atau tidak. “Padahal kita hanya memiliki golden time untuk evakuasi tsunami sekitar satu jam,” kata Sutopo.
Indonesia sebetulnya memiliki 22 buoy yang di seluruh perairan nusantara yang dibangun setelah bencana tsunami di Aceh tahun 2004 silam. Alat deteksi itu dibangun bekerja sama dengan Jerman, Malaysia, dan Amerika Serikat namun tak lagi berfungsi sejak tahun 2012 silam.
Padahal perangkat tersebut merupakan salah satu teknologi pendeteksi dini tercepat atas kemungkinan terjadinya tsunami.
Kerusakan itu umumnya disebabkan karena minimnya dana perawatan. “Ada yang karatan, ada juga yang digunakan nelayan untuk menyangkutkan jaring untuk menangkap ikan,” kata Sutopo.
Menurut Sutopo, fasilitas deteksi dini tsunami harus segera diperbaiki karena wilayah Indonesia berada di wilayah yang rawan gempa tektonik dan mempunyai potensi besar terjadi tsunami.[TGU]