Ratusan Dosen di Almamater Presiden Jokowi Demo karena Tunjangan Kinerja Belum Turun

Sulindomedia – Ratusan tenaga pendidik (tendik) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogya, yang merupakan almamater Presiden Joko Widodo, mendemo Rektorat UGM, Rabu sore lalu (2/3/2016). Aksi demo dipicu tak kunjung turunnya dana tunjangan kinerja (tukin) yang selama satu setengah 5 tahun belum dibayarkan. Besarnya tukin antara Rp 1,5 juta dan Rp 3 juta per bulan sesuai tingkatan jabatannya dan dibayarkan tiap semester.

Dalam aksinya, para tendik juga membawa beberapa poster, yang antara lain berbunyi  “Kami bukan pengemis, mana hak kami?”, “Tenaga pendidikan UGM tuntut pencairan Tukin”, dan “Jangan halangi hak kami”. “Kami hanya menuntut hak tunjangan kepada UGM. Kami tak diberikan tunjangan itu sejak Juli 2014 dan kami ingin pertanyakan ke mana uang kami,” teriak Kelik Sumawanto, salah satu tendik UGM yang ikut aksi demo.

Menurut Ketua Forum Tendik UGM, Basuki Rahmad, mereka tak pernah diberikan penjelasan mengapa tukin tak kunjung cair selama satu setengah tahun. “Kami meminta rektor untuk memperjuangkan nasib dan kesejahteraan kami, para pegawai,” katanya

Para peserta aksi ini juga meminta Rektor UGM memperjuangkan dana tukin tersebut ke pemerintah pusat, serta meminta untuk selalu senantiasa berdiri di garis paling depan untuk memperjuangkan nasib pegawai.

Saat demo berlangsung tiba-tiba salah satu tendik UGM melakukan aksi teaterikal. Ia menyeruak ke depan dengan membawa seekor menthok (bebek), kemudian langsung disembelij. “Ini sebagai lambang bahwa menthok ini ikut bersimpati dengan kami. Kalau tukin turun, kami akan syukuran lebih besar lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Rektorat UGM, Gugup Kismono, yang menemui para pengunjuk rasa menjelaskan, kebijakan pencairan tukin berada di tingkat pusat. Bahkan, selama satu setengah tahun ini, pihak rektorat telah mempertanyakan tukin tersebut ke pusat. “Salah apabila para karyawan menuntut kepada UGM,” ungkapnya.

Hal sama juga dikatakan Profesor Koentjoro. Menurut dia, selama ini dana dari Jakarta memang belum turun sehingga tidak bisa dicairkan. “Rektorat sudah berusaha mati-matian ke Jakarta demi memperjuangkan tukin,” ujarnya.

Koencoro lantas menjanjikan akan membentuk tim untuk meminta penjelasan dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi di Jakarta terkait tak kunjung cairnya tukin. Tim itu juga melibatkan perwakilan dari para pekerja yang demo. [YUK/PUR]