Koran Sulindo – Sebuah kendaraan tempur pengangkut personel (APC) M113A1 milik Batalyon 412/BES tergelincir masuk Sungai Bogowonto Purworejo. Dua orang dilaporkan tewas akibat peristiwa yang terjadi Sabtu (10/3) tersebut.

Ranpur lapis baja itu terperosok ke dalam sungai saat tengah melaksanakan outbound yang mengikutsertakan siswa-siswi PAUD dan TK Sindurjan.

“Memang betul ada kejadian itu pada hari Sabtu sekitar jam 10.15. TNI AD sangat menyesalkan kejadian itu dan menyatakan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban yang meninggal,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Alfret Denny Tuejeh.

Ia menambahkan kejadian tersebut memberikan pembelajaran penting bagi TNI AD dan berharap insiden serupa tidak terjadi terjadi di masa mendatang.

Insiden naas itu bermula dari kegiatan outbond yang digelar oleh Yon 412 dengan memperkenalkan simulasi naik helikopter yang dilanjutkan dengan kegiatan di lapangan halang rintang.

Dari sana mereka lantas diperkenalkan dengan kendaraan pengangkut personel M113A1 di garasi. Para siswa kemudian diajak naik kendaraan tempur itu ke Sungai Bogowonto menggunakan tiga unit kendaraan dengan setiap unit mengangakut sekitar 20 siswa TK dan PAUD.

Pada putaran pertama, tiga APC tersebut berjalan lancar. Namun pada putaran kedua, salah satu APC yang berpenumpang 5 personel TNI dan 17 penumpang (16 anak, 1 guru) tergelincir dan tenggelam ke dalam sungai.

Mengetahui salah satu tank tergelincir, personel Yon 412/BES yang tengah melaksanakan kegiatan langsung menolong. Salah seorang personel TNI atas nama Pratu Randi Suryadi dan kepala PAUD yang mendampingi para siswa Iswandari meninggal dunia.

Randi diduga meninggal karena kelelahan dan terseret arus setelah berjuang menyelamatkan para siswa. “Dia mengalami kelelahan menyelamatkan anak-anak supaya tidak terbawa arus. Tapi pada akhirnya dia sendiri juga terbawa arus,” kata Alfret.

Menindaklanjuti kecelakaan tersebut, Alfret menyebut TNI segera akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan hingga kemungkinan prosedur yang dilanggar. “Saat ini tim dari intel Divisi, Pom Divisi bekerja sama dengan Polres dan Satuan Pom setempat, sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden ini,” kata Alfret.

Saat ini ranpur sudah berhasil dievakuasi dari Sungai Bogowonto.

Kendaraan tempur pengangkut personel M113A1 adalah alutsista yang pertama kali dikembangkan Food Machinery Corp di AS pada tahun 1956. Kendaraan ini meraih kepopulerannya dalam perang Vietnam dengan mendapat sebutan sebagai ‘Naga Hijau’ Tentara Vietnam Selatan dan menjadi salah satu APC paling banyak diproduksi di dunia.

Sejak memasuki tahap produksi tahun 1961 lebih dari 32.000 unit ranpur ini dan turunannya telah digunakan AD AS. Tercatat hingga tahun 2001 produsen telah memproduksi 85.000 dari semua jenis dan dioperasikan oleh setidaknya 50 negara di dunia.

TNI AD menerima 50 unit APC A113A1 dari 200 unit yang dipesan ke Belgia atas lisensi AS yang dihargai Rp 2,7 miliar per buah. [TGU]