Ramai-Ramai Berwisata ke Sulawesi Utara

Selat Lembeh di Sulawesi Utara

Koran Sulindo – Sulawesi Utara merupakan daerah yang kaya potensi untuk terus dikembangkan, baik untuk pariwisata, infrastruktur, maupun kelautan. Karena itu, Sulawesi Utara sangat cocok dijadikan pilihan investasi utama.

Diungkapkan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, terkait investasi di sektor pariwisata, daerahnya masuk menjadi daerah wisata diminati di Indonesia. “Banyak wisatawan lokal dan mancanegara datang ke Sulawesi Utara,” kata Olly, awal Mei 2018 lalu.

Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan mancanegara ke provinsi ini di tahun 2017 mencapai 100.000 orang dan wisatawan Nusantara mencapai 1.698.523 orang. Jumlah ini meningkat 1.000% dibanding tiga tahun lalu.

Banyaknya turis yang datang memicu berkembangnya usaha sarana penunjang, seperti jumlah hotel berbintang yang kini mencapai 38 hotel dan hotel non-bintang mencapai 325 hotel. Pertumbuhan di sektor pariwisata ini pun mempercepat bergeraknya roda ekonomi di Sulawesi Utara. Ekonomi Sulut pada tahun 2017 tumbuh sebesar 6,32% atau di atas petumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,07%.

Dijelaskan Olly Dondokambey, pembangunan sektor pariwisata di daerahnya semakin melaju antara lain karena didukung pemerintah kabupaten dan kota serta pemangku kepentingan lainnya. “Telah terjadi peningkatan kualitas dan jumlah infrastruktur penunjang seperti bandara, perhotelan, jalur transportasi, sarana prasarana lokasi wisata, juga promosi dan memacu aliran investasi yang masuk, serta peningkatan kualitas dan kuantitas destinasi wisata, baik lokasi wisata maupun acara-acara pariwisata,” ujarnya.

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara juga tak terlepas daru dibukanya konektivitas dari dan ke luar negeri lewat penerbangan langsung ke Manado dari sejumlah kota besar di Tiongkok. “Berbagai strategi ini telah memberikan hasil yang sangat menggembirakan. Kunjungan wisatawan melonjak drastis,” tutur Olly.

Strategi pembangunan pariwisata di Sulut akan semakin optimal karena didukung upaya pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Likupang di Kabupaten Minahasa Utara, pengembangan Bandara Sam Ratulangi, dan kawasan Bunaken.

Nantinya, semua itu akan menjadi pusat jaring laba-laba bagi sistem pembangunan pariwisata di sana.

Likupang sendiri memiliki sejumlah obyek wisata yang potensial untuk dikembangkan. Yang dapat dikembangkan antara lain Pantai Paal, Pantai Pulisan, Pulau Gangga, dan Pulau Lihaga. Lokasi ini layak dikembangkan sebagai alternatif lain dari Taman Nasional Bunaken yang sudah lebih dahulu populer.Calender of Event

PADA tahun 2018 ini, sektor pariwisata juga menjadi salah satu fokus pemerintah provinsi itu. Menurut Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Steven Kandouw, kondisi sektor pariwisata di Sulut sekarang sedang mengalami geliat pertumbuhan yang menggembirakan dan telah mampu memberikan sumbangan kepada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang signifikan.

“Kalau sektor pariwisata ini dikelola dengan baik dan profesional, akan sangat membantu perekonomian di Sulawesi Utara,” kata Steven.

Sementara itu, dalam kesempatan berbeda, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman pernah mengatakan, pihaknya mengalokasikan Rp 31 miliar untuk mendorong pariwisata Sulawesi Utara. Anggaran itu akan diplot pada tiga program besar seperti promosi, fasilitasi dana alokasi khusus, dan fasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Dijelaskan Dadang, kementeriannya memang memberikan apresiasi kepada kepala daerah yang punya perhatian khusus dalam mengembangkan sektor pariwisata. Komitmen ini akan membantu menyinergikan pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota dengan pemerintah pusat untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Dalam pandangan Dadang, Kota Manado siap menyambut wisatawan dari sisi infrastruktur pariwisata, seperti bandara, transportasi, dan akomodasi perhotelan. “Jadi ketika wisatawan diajak ke Manado, sudah siap. Mudah-mudahan beberapa daerah di sekitarnya juga secara bertahap mulai mempersiapkan sarana dan prasarana pendukungnya,” kata Dadang.

Dijelaskan Steven, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sejak awal tahun 2018 telah meluncurkan Calender of Event (CoE). Ada 20 kegiatan pariwisata yang bakal digelar mulai Maret hingga November 2018. Dari 20 kegiatan itu setidaknya ada 4 event besar yang masuk kalender CoE North Sulawesi ini, yakni Celebrate of the Sea, Paskah se-Asia, Tomohon International Flower Festival, dan Christmas Festival.

“Ini merupakan langkah besar Pemprov Sulut dalam menggaet banyak lagi wisatawan ke Sulut. Saya harap kita sebagai masyarakat untuk senantiasa mendukung semua kegiatan ini. Marilah kita sama-sama rajin dalam menyampaikan promosi wisata Sulut, sehingga makin banyak lagi orang yang datang ke sini,” tutur Steven.

Adapun Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulut Daniel Mewengkang menjelaskan, selain event yang masuk dalam CoE North Sulawesi, masih ada ratusan event lagi yang akan dilaksanakan di kabupaten/kota sepanjang tahun 2018. Karena itu, Pemrov Sulut pada tahun 2018 menargetkan jumlah wisatawan yang akan datang ke daerahnya sebanyak 125 ribu orang.

Pada Juni 2018, acara yang masuk kalender CoE North Sulawesi antara lain Festival Kentang di Kabupaten Minahasa Selatan. Juli: Festival Teluk Amurang di Kabupaten Minahasa Selatan; Festival Bunaken, dan; Festival Pulau Sara’a di Kabupaten Kepulauan Talaud. Agustus: Manado Fiesta 2018; Pemilihan Nyong dan Noni Sulawesi Utara, dan; Tomohon International Flower Festival (TIFF). September: Pesona Kabupaten Kepulauan Sangihe. Oktober: Pesona Selat Lembeh di Kota Bitung; Festival Bentenan Lakban di Kabupaten Minahasa Tenggara, dan; Festival Danau Tondano di Kabupaten Minahasa. November: Festival Pantai Paal dan Budaya Klabat di Kabupaten Minahasa Utara serta Festival Danau Moat di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Desember: Christmas Festival. [Advertorial/PUR]