Koran Sulindo – Prestasi Rafi Ridwan terus moncer. Tiga tahun setelah meraih penghargaan Anugerah Kebudayaan Kategori Anak dan Remaja dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2016, desainer muda tunarungu ini kembali diganjar penghargaan Insert Fashion Award dalam acara yang disiarkan langsung TransTv pada Rabu malam, 20 Maret 2019.
Sebelumnya 2017, Rafi telah mendapat dua penghargaan. Pada Juli 2017, PT Telkom Indonesia memberinya penghargaan berupa bantuan atas prestasinya di dunia fesyen sehingga menginspirasi kaum muda. Sebulan berikutnya, redaksi Tempo memilih Rafi dalam edisi khusus Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2017 bertema Generasi Inspiratif.
Di usianya yang sangat muda, Rafi telah berhasil mewujudkan impiannya sejak bocah yakni menjadi perancang busana. Keterbatasan alat indera tak menghalanginya untuk terus berkarya dan berprestasi. Dia saat ini baru 16 tahun, tapi namanya telah berkibar tinggi di berbagai panggung fesyen Tanah Air dan mancanegara.
Baca juga: Arief Rachman: Pengabdian Tulus untuk Pendidikan Indonesia (Bagian 1)
Super model Amerika Serikat, Tyra Banks memujinya sebagai amazing prodigy (ajaib menakjubkan). “So, this is Rafi,” kata Tyra saat memperkenalkannya ke para finalis America’s Next Top Model putaran 20 di Bali. “Rafi is a prodigy. At 9 years old, he had his first collection fashion week, here in Indonesia. And now he is 11. Rafi is also deaf, yes.”
Rafi memulai debutnya sebagai desainer pada 2011 melalui kolaborasi dengan desainer Barli Asmara. Kemudian, dia memulai pameran solonya pada Jakarta Fashion Week 2012 bersama Nonita Respati dan Ariani Pradjasaputra lewat label PAR. Sejak saat itu, namanya menjadi perhatian pegiat fesyen dalam dan luar negeri.
Rafi mengenal dunia menggambar di Santi Rama, sekolah khusus anak-anak tunarungu. Di rumah, dia suka menonton serial televisi berbayar “Little Mermaid,” kisah putri duyung dengan tokohnya Ariel. Dia memperhatikan dunia bawah laut dengan segala kehidupannya, sejalan dengan kegemarannya melukis ikan yang hidup di akuarium rumahnya.
Seiring berjalannya waktu, dia mulai berpikir dan bertanya pada ibunya, Shinta Ayu Handayani, mengapa Ariel memakai pakaian yang seksi, kurang sopan, dan tak pantas. Meski sang ibu menyebut Ariel hanya dongeng, Rafi tetap menganggapnya benar-benar ada. Lantas, si ibu memintanya menggambarkan saja baju yang pantas untuk Ariel.