Koran Sulindo – Amerika Serikat (AS) dan Rusia sepakat untuk tidak menggunakan militer dalam menyelesaikan konflik Suriah. Kedua negara menekankan penyelesaian konflik Suriah hanya bisa tercapai melalui proses perdamaian yang disepakati d Jenewa.
Di sela-sela KTT Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vietnam, Presiden Vladimir Putin dan Presiden Donald Trump sama-sama menegaskan atas pengakuan kedaulatan Suriah sebagai sebuah negara. Merujuk kepada resolusi PBB, kedua orang ini optimistis konflik Suriah hanya bisa tercapai melalui proses perdamaian.
Keduanya juga sepakat untuk bekerja sama melalui komunikasi militer dalam menghadapi pasuan teroris ISIS di Suriah. Kesepakatan tersebut sebelumnya juga disepakati oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson.
RT.com melaporkan, sebelum mencapai kesepakata ini, Tillerson mengatakan, Trump nampaknya tidak akan memiliki waktu berbicara dengan Putin mengenai Suriah. Pasalnya hubungan kedua negara sedang berada di titik terendah sejak era Perang Dingin.
Pemimpin negara-negara di dunia berkumpul di Vietnam untuk mengikuti KTT APEC ke-25 di Vietnam. Pernyataan bersama antara Putin dan Trump itu telah disiapkan secara khusus. Apalagi kedua pemimpin negara itu setuju untuk bertemu secara bilateral walau awalnya belum ada kesepakatan bersama.
Gedung Putih beralasan kemungkinan pertemuan Trump dan Putin tidak akan terjadi karena jadwalnya belum tersusun. Namun, kedua pemimpin itu akhirnya bisa saling menyapa ketika para pemimpin negara-negara APEC disuruh untuk foto bersama.
Keputusan bersama itu menjadi penting untuk mengurangi tindakan kekerasan di Suriah. Beberapa kali pertemuan telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik di Suriah. Terakhir keduanya bertemu untuk kali pertama di KTT G20 di Hamburg. Ketika itu keduanya juga sepakat untuk membuat terobosan gencatan senjata di Suriah bagian barat daya. [KRG]