Koran Sulindo – Meski dari Kremlin Vladimir Putin tetap bakal mengukuhkan kekuasaannya atas Rusia. Sejak September silam, benteng kuat di Sungai Moskow itu sudah terkepung oposisi.
Putin terjebak dalam salah satu paradoks politik paling populer di Rusia, Kremlin seringkali lebih mudah menguasai negara lain daripada ibu kotanya sendiri.
Moskow menjadi pusat demonstrasi raksasa pada akhir tahun 1980an dan pembela Rusia selama kudeta garis keras tahun 1991 yang memicu runtuhnya Uni Soviet.
Moskow juga tetap menjadi basis oposisi selama masa jabatan Putin, bahkan ketika Rusia menggelontorkan miliaran dolar untuk membangun kota dan infrastruktur transportasi.
Dimitry Orlov, ahli strategi politik pada partai Putin, United Rusia mengakui pemerintah kini menyadari sebuah lingkaran kota bermusuhan yang ditujukan pada Kremlin. Yang harus dilakukan Putin adalah menetralisirnya atau bekerja sama untuk memecah kekuatan oposisi.
“Ancaman utamanya adalah Dewan Kota bisa berubah menjadi pusat demonstrasi menjelang pemilihan presiden November 2018 mendatang. Penindasan jelas bukan pilihan Kremlin karena memicu gerakan protes yang lebih agresif,” kata Orlov kepada bloomberg.com.
Analis menyebut kemenangan oposisi lokal di Moskow bertepatan dengan bangkitnya aktivitas protes di seluruh negeri, sementara sebagian lainnya didorong Alexei Navalny yang mengincar kampanye kepresidenan November 2018 mendatang.
“Sekarang pihak berwenang memahami bahwa pemilih Moskow memerlukan pendekatan yang lebih canggih. Penindasan langsung terhadap oposisi serikali tidak benar-benar berjalan dengan baik,” kata Abbas Gallyamov, konsultan politik di Moskow.
Pemerintahan lokal di Moskow dibagi menjadi dua belas Okrug yang secara harafiah berarti wilayah, area atau distrik yang dibagi lagi menjadi raions atau distrik. Tanpa pusat kota, inti kota tersebar di seluruh wilayah dengan beberapa kawasan bisnis yang menonjol seperti Distrik Tverskoy Arbat, dan Presnensky.
Administrasi Okrug pusat secara keseluruhan merupakan sebuah konsentrasi bisnis yang besar dengan balai kota dan bangunan administrasi utama terletak di Tverskoy yang sekaligus menjadi tempat Kremlin.
Pusat administrasi di Moskow mencakup 10 distrik, lima distrik dikuasai oposisi dengan mayoritas, empat distrik imbang dan satu distrik dikendalikan deputi yang pro-Kremlin. Di Tverskoy, 10 dari 12 kursi dewan kota dikuasai oposisi.
Seperti kota St. Petersburg dan Sevastopol yang berstatus federal, Wali Kota Moskow juga menjabat sebagai gubernur di wilayah itu. Kota itu dipimpin Sergey Sobianin setelah mengalahkan Navalny pada pemilihan umum lokal tahun 2013 yang lalu.
Sensus Rusia tahun 2010 menyebut jumlah penduduk Kota Federal Moskow mencapai 11.503.501 jiwa.
Hampir dipastikan Putin akan mengejar masa kepresidenan Rusia keempat dan menang tahun depan. Jabatan itu bakal memperpanjang kekuasaannya hingga 2024 mendatang dengan hampir seperempat abad memerintah. Untuk urusan paling lama memerintah, Putin hanya kalah oleh Josef Stalin.
Sebelum pemilihan lokal terakhir, Kremlin mengontrol semua 125 municipalities atau kodya di Moskow dengan hanya beberapa wakil oposisi di beberapa dewan kota. Saat ini 17 distrik dikuasai oposisi dan 13 dewan kota dengan komposisi imbang.
Secara geografis, oposisi mengendalikan wilayah yang membentang dari barat daya Moskow melintasi pusat kota hingga ke utara. Puluhan kota lain setidaknya saat ini memiliki anggota oposisi pertama. Mereka terkonsentrasi di lingkungan barat dan disukai kelas menengah. Sementara kelas pekerja di distrik-distrik timur tetap pro-Putin.[TGU]