Koran Sulindo – Sebelum menjalani pemeriksan kesehatan tahap kedua selama delapan jam bersama calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dari Jumat pagi sampai sore (12/1), calon Wakil Gubernut Jawa Timur Puti Guntur Soekarno pada Kamis malam (11/1) ternyata berziarah dulu ke makam eyangnya, Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno atau Bung Karno, di Blitar, Jawa Timur.
Di depan makam itu, Puti langsung berdoa dan meminta restu untuk menjadi wakil gubernur. “Saat tiba langsung menuju ke makam. Beliau langsung memanjatkan doa, terlihat khusyuk,” kata Juru Kunci Makam Bung Karno, Suwanto, Jumat.
Rombongan Puti, lanjutnya, datang menjelang tengah malam. Puti mengenakan baju warna putih dengan kerudung warna merah. “Setelah berdoa, mereka menaburkan bunga di makam. Setelah itu meninggalkan tempat,” katanya.
Yang ikut dalam rombongan itu antara lain Wasekjen DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah, Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur Sri Untari, dan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar. “Sebelumnya memang sudah ada informasi rencana kedatangan mereka. Awalnya, direncanakan rombongan akan datang saat sore, namun ternyata malam hari. Saya tak membuat persiapan khusus untuk menyambut dengan kedatangan Puti dan rombongan,” tutur Suwanto.
Jauh-jauh hari sebelum ditetapkan sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Timur, tepatnya pada 13 Agustus 2017, pemilik nama lengkap Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri juga berziarah ke makam Ki Marhaen di Kawasan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat. Seperti diketahui, Ki Marhaen adalah petani kecil dan misksn yang menginspirasi Bung Karno merumuskan ajaran marhaenisme. Menurut Bung Karno, keadaan sosial rakyat Indonesia yang dijajah dan eksploitasi umumnya seperti Marhaen, yakni miskin dan sengsara.
Ziara dilakukan Puti sebagai upaya napak tilas dari perjuangan dan pemikiran Bung Karno. “Ini juga sebagai pembuktian bahwa Ki Marhaen bukanlah mitos. Makamnya masih ada. Keluarganya pun masih ada hingga sekarang,” kata Puti Guntur Soekarno di lokasi makam ketika itu. Puti memang anggota DPR dari satu daerah pemilihan di Jawa Barat
Menurut Puti, marhaenisme adalah akar tumbuhnya paham Berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri. “Ki Marhaen memiliki sawah sendiri, sehingga beras pun tidak pernah beli. Begitu juga dengan lauk-pauknya. Ki Marhaen memiliki sebuah kolam sendiri. Jadi sama sekali tak bergantung pada orang lain,” tuturnya.
Tiga hari sebelumnya, 10 Agustus 2017 lampau, Puti juga bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Buntet di Cirebon, Jawa Barat. Menurut Puti, kunjungannya ke pesantren itu merupakah amanat Bung Karno untuk menyambung silaturahmi kebangsaan. Selain itu, sebagai bagian untuk merefleksikan perjuangan para kiai dalam perjuangan mereka merebut kemerdekaan dan melawan penjajahan. [RAF]