Ilustrasi - Ruas jalan Tol Cipali-Palimanan (Cipali), di Purwakarta, Jawa Barat, saat arus mudik, Rabu (13/6/2018). (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)

Koran Sulindo – Pemerintah berencana menerapkan arus satu arah di Trans Jawa selama puncak arus mudik dan balik Lebaran nanti.

“Presiden Jokowi dari tahun ke tahun selalu mengingatkan, supaya pelayanan untuk masyarakat yang mudik ditingkatkan. Tahun ini, sebagian besar infrastruktur yang dibangun sudah dapat digunakan dan dioperasikan secara penuh,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dalam rapat koordinasi persiapan arus mudik 2019, di Gedung Bina Graha, Jakarta (26/4/2019), seperti dikutip ksp.go.id.

Rakor tersebut memutuskan arus satu arah diberlakukan ke arah timur pada 31 Mei hingga 2 Juni 2019 dan ke arah barat pada 8 hingga 10 Juni 2019. Rapat juga dihadiri Menteri Kominfo Rudiantara, para dirjen dan direktur di Kementerian Perhubungan, Dirjen Kementerian ESDM, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, Kepolisian RI, serta para direktur utama/direktur BUMN yang terkait dengan bidang transportasi dan energi.

“Hari ini kita membahas sisi kelancaran dan pengamanan para pemudik. Saya telah membentuk tim dan mulai minggu ini tim sudah bekerja turun ke lapangan memeriksa titik-titik rawan dan mengurai permasalahan-permasalahan di lapangan,” kata Moeldoko.

Sementara itu Deputi I Kepala Staf Kepresidenan, Darmawan Prasodjo, bertugas mengoordinasikan sinergi antarkementerian dan lembaga menyambut mudik lebaran tahun ini.

“Peningkatan arus kendaraan sudah akan berlangsung dari akhir Mei hingga awal Juni 2019. Puncaknya diperkirakan akan terjadi pada 31 Mei 2019,” kata Darmawan.

Menurut Darmawan, karena jalan tol Trans Jawa sudah tersambung, pemerintah akan berfokus memastikan pelaksana di lapangan, kontraktor, dan pengelola jalan tol bekerja mati-matian untuk memberikan kenyamanan dan kelancaran untuk para pemudik.

Kelancaran arus mudik tidak hanya berpengaruh terhadap kenyamanan masyarakat yang menggunakan jalan raya, tetapi juga dapat mendorong pergerakan ekonomi di sektor riil di banyak sentra-sentra bisnis di daerah.

“Terutama sentra-sentra industri kecil UMKM dan pariwisata,” kata Darmawan.

Sementara itu Asisten Operasi Kapolri Irjen (Pol) Rudy Sufahriadi mengatakan pelaksanaan arus searah akan dilakukan pada pukul 07.00 WIB hingga 24.00 WIB di jalur Trans Jawa dari Cikampek hingga ke timur di km 240/260, dan dapat diperluas sesuai dengan kondisi aktual.

Direktur Utama Jasa Marga, Desi Arryani, mengatakan pemberlakuan satu arah itu menjadi terobosan untuk melancarkan arus kendaraan di jalan tol.

“Ini akan sangat membantu Jasa Marga dalam upaya menyediakan sarana jalan yang lancar dan aman bagi pemudik dan pengguna jalan tol,” kata Desi.

Titik Rawan dan Pemecahan

Potensi kerawanan dan kemacetan arus mudik 2019 diperkirakan akan terjadi pada ruas tol Jakarta Cikampek, terutama pada persimpangan Cikunir dan gerbang tol Cikarang Utama.

Simpang Cikunir menjadi titik kritis pertama arus kendaraan dari arah Jakarta menuju Cikampek, karena titik ini menjadi pertemuan arus kendaraan dari arah Rorotan maupun Jatiasih yang akan bergerak ke timur. Selain itu, di titik ini juga terjadi pertemuan tiga proyek besar yakni pengerjaan LRT Jabodetabek, kereta cepat, dan jalan tol layang (elevated tol).

Untuk mengatasi potensi kemacetan, sedang dilakukan pembuatan ramp tambahan di gerbang Cikunir, serta pengembalian lajur jalan dari 2 lajur akibat adanya pembangungan proyek, dikembalikan lagi menjadi 4 lajur.

Pekerjaan itu terus dikebut dan diperkirakan selesai akhir Mei 2019.

Dengan pembuatan ramp dan penambahan lajur jalan serta diperkuat oleh rekayasa marka jalan, persimpangan Cikunir diharapkan tidak akan mengalami penyumbatan pada saat arus kendaraan menjelang mudik makin meningkat.

“Pengerjaan pembuatan ramp dan penambahan lajur jalan di titik Cikunir akan kami selesaikan pada bulan Mei ini,” kata Direktur Operasional PT Waskita Karya, Bambang Riyanto.

Sedangkan sumber kemacetan di jalur Jakarta-Cikampek di gerbang tol Cikarang Utama dipecahkan dengan cara menggeser gerbang Cikarang Utama (km 30) ke arah timur di km 70 daerah Cikopo. Dengan penggeseran tersebut, arus antrean akan semakin lancar karena memecah sistem pembayaran.

“Penggeseran gerbang tol Cikarang Utama diharapkan akan mengurangi beban jalan sampai dengan 60% karena sudah terpisah antara pemudik yang akan menuju ke Bandung dan pemudik yang menuju ke Cirebon,” kata Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani. [Didit Sidarta]