Puluhan Surat Cinta untuk Inggit Garnasih

Ilustrasi/pikiran-rakyat.com

Koran Sulindo – Puluhan pelajar kelas 6 Sekolah Dasar 143 Kopo, Bandung, Jawa Barat, menulis surat cinta untuk  Inggit Garnasih, menyambut hari lahir istri kedua Soekarno yang jatuh pada 17 Februari nanti.

“Ini momennya pas Hari Valentine. Anak SD sekarang sudah mengenal cinta. Daripada mereka menulis surat cinta buat pacarnya, mendingan mereka nulis buat ibu bangsa,” ujar koordinator kegiatan, Sandi Syarif di Bandung, Rabu (14/2/2018) kemarin, seperti dikutip jabar.antaranews.com.

Menulis surat cinta itu agar para pelajar mengenal lebih jauh sosok Inggit sebagai seorang pejuang kemerdekaan. Apalagi sekolah mereka letaknya persis di belakang rumah Inggit, yang saat ini telah diabadikan sebagai museum.

“Sosok Ibu Inggit Garnasih buat bangsa ini sangat dibutuhkan dan sangat penting untuk kita pelajari, pahami, dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Perjuangan Inggit kurang diketahui sebagian pelajar saat ini, padahal perannya tak sekadar menjadi pendamping Bung Karno semata, namun juga memberikan ide-ide untuk kemerdekaan Indonesia.

Kesulitan mencari referensi soal Inggit  memicu kelompoknya yang tergabung dalam Sakola Ra`jat mengedukasi pelajar, agar sejarah yang dekat dengan kehidupan mereka tidak hilang.

“Nanti surat-suratnya akan kita bacakan di makam Ibu Inggit, lalu diberikan ke keluarganya,” kata Sandi.

Koin yang tak Bisa Dilepas Satu Sama Lain

Di tempat sama, cucu Inggit, Tito Zeni, mengatakan proses kemerdekaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sosok Inggit.

“Jadi sosok Soekarno dan Ibu Inggit seperti koin yang tidak bisa dilepaskan satu sama lainnya,” kata dia.

Tito menyatakan seluruh hidup Inggit Ganarsih, secara total diberikan kepada Soekarno dalam mendukung seluruh perjuangannya.

Inggit berperan besar menyokong kehidupan Soekarno saat dipenjara di Lapas Banceuy dan Sukamiskin Bandung. Saat Soekarno berada dipenjara, Inggit berperan sebagai mata-mata serta pemberi informasi situasi Indonesia saat ini.

“Ibu Inggit selalu membawa buku yang diminta Soekarno. Tapi sebelum memberi buku ia berpuasa selama tiga hari agar badannya mengecil sehingga buku bisa diselipkan di kebayanya karena penjagaan saat itu sangat ketat. Beliau juga memberikan informasi melalui sebuah telur yang diberi kode. Hanya Soekarno sendiri yang mengerti kode tersebut,” kata Tito.

Ini salah satu contoh surat, ditulis siswa kelas 6 bernama Sansan Wiguna:

“Untuk ibu Inggit Garnasih saya memberikan surat tentang betapa setianya ibu mendampingi Soekarno untuk kemerdekaan Indonesia.

Ibu Inggit kau selalu sabar dalam membantu Bung Karno dan sangat setia membantu Bung Karno sampai negeri ini merdeka, kau tetap setia. Walaupun ibu harus bersusah payah sehingga negara ini bisa merdeka.

Terima kasih ibu berkait ibu negara ini bisa merdeka. Terima kasih ibu kau telah mengorbankan harta bendamu untuk Bung Karno dan negara ini.

Terima kasih Ibu Inggit Garnasih yang telah bersusah payah untuk Bung Karno dan negara ini”. [DAS]