Ilustrasi: Sekretaris TKN 01, Hasto Kristiyanto/CHA

Koran Sulindo – Sebanyak 25 pesantren dan ratusan mantan aktivis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Kabupaten Pidie, Aceh siap memenangkan Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Hal ini diungkapkan oleh pengurus Dayah Ikramul Fatah Teungku Haji Muhibudin Husein Syeikh di hadapan Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto bersama rombongan, Jumat (8/3/2019).

“Kami 25 dayah (pesantren, red) siap memenangkan Pak Jokowi-Ma’ruf Amin. Kami juga ratusan jangan-jangan GAM juga siap memenangkan 70 persen di Pidie,” kata Muhibudin, di Dayah Ikramul Fatah, di Pidie, dalam silaturahim rangkaian Safari Kebangsaan X menyusuri Provinsi Aceh.

Muhibudin menjelaskan, pihaknya sudah bekerja untuk memenangkan Jokowi di Pilpres 2014. Dia bahkan menilai rakyat Pidie sangat antusias mengalahkan kembali Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

“Untuk Pilpres kali ini, Insya Allah kami bersama dengan PDI Perjuangan dan TKD Aceh, siap memenangkan 70 persen di Aceh untuk Jokowi-Ma’ruf,” kata Muhibudin.

Sementara itu, Tim KH Ma’ruf Amin, Lukmanul Hakim mendorong pendukung Jokowi-Ma’ruf di Aceh untuk melawan hoaks dan fitnah. Sebab, dia menilai, rakyat Aceh khususnya di Pidie sangat membenci fitnah dan mencintai ulama.

“Dan fitnah-fitnah yang menyebar, yang ditujukan pada paslon 01, Jokowi-Ma’ruf Amin, telah kami sampaikan dan telah kami luruskan tadi. Masyarakat Aceh juga menyadari bahwa fitnah dapat merusak dan memorakporandakan secara sejarah. Aceh juga sempat terporak-poranda gara-gara fitnah,” katanya.

Wakil ketua Majelis Ulama Indonesia ini mengatakan bahwa isu SARA juga sering digunakan untuk menyerang petahana. Seperti puisi pendukung Prabowo – Sandi, Neno Warisman, menurut Lukmanul, mempolitisasi doa Nabi Muhammad untuk kepentingan Pilpres.

“Doa itu memang pernah dibacakan rasullullah, tapi konteksnya doa itu dibacakan ketika menghadapi orang kafir quraish. Ini perang pilpres, bukan perang bunuh-bunuhan, di hadapan para kiai dan pesantren, dan alhamdulillah mereka memahami,” kata Lukmanul.

Jangan Termakan Fitnah

Para ulama dan pimpinan dayah atau pondok pesantren di Kabupaten Pidie, Aceh, meminta agar masyarakat tak termakan fitnah bahwa Jokowi-Ma’ruf Amin adalah pasangan yang haram untuk dipilih. Ditegaskan, sama sekali tak haram memilih pasangan calon nomor urut 01 itu.

Seperti disampaikan Pimpinan Dayah Ikramul Fatah, Teungku Muzakir Al Wahab, secara hukum Islam, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin bukanlah pasangan yang haram untuk dipilih.

Menurut dia, dari segi dhohir, atau keislaman lahiriyah, Jokowi tak perlu diragukan. Sejak lahir telah memeluk agama tersebut. Sehingga hoaks haram memilih Jokowi tak punya landasan, dan masyarakat Aceh diyakini tidak termakan kebohongan itu. Apalagi, jika melihat wakil yang dipilih Jokowi untuk mendampinginya di pemilihan presiden 2019. Menurut Muzakir, KH Ma’ruf Amin adalah ulama besar dengan dasar ilmu Islam yang kuat. Fakta ini semakin menggerus hoaks yang ditebarkan.

“Jadi tidak haram, karena kan dia (Jokowi-Ma’ruf) orang Islam,” katanya.

Diakuinya, memang banyak hoaks berseliweran di Aceh. Namun Muzakir menyebut kebohongan tak sampai ke akar rumput. Pasalnya, materi fitnah hanya laku di media sosial dan dunia maya.

“Kalau di lapangan, masyarakat tidak (percaya) begitu. Cuma di medsos, itu permainan,” kata Muzakir.

Menurutnya, beberapa hal telah menepis hoaks di Serambi Mekah. Selain karena gerilya Tim Kampanye Daerah (TKD) dan TKN, momentum keyakinan masyarakat Aceh terhadap Jokowi semakin dikuatkan dengan disanggupinya tes baca Alquran.

KH Lukmanul Hakim yang juga wakil ketua MUI mengamini hal tersebut. Lukman mengatakan memang banyak kiai dan ulama di Aceh mengapresiasi kesanggupan paslon 01 ikut dalam tes baca Alquran. Berbeda dengan kubu Prabowo-Sandi yang belum menerima tantangan dari rakyat Aceh itu.

“Karena calon-calon kita semuanya Islam, relevan juga itu (tes baca Alquran) diterapkan. Pak Jokowi juga langsung menyanggupi,” kata Lukman. [CHA]