Koran Sulindo – Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, menyesalkan beredarnya buku pelajaran kelas 6 Sekolah Dasar (SD) yang menyebutkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Buku tersebut sudah beredar sejak lama dan baru diketahui sekarang.
“Ini adalah keteledoran yang harusnya tidak terjadi. Ke depan, proses penyusunan buku itu harus benar-benar dicek dan ricek,” kata Puan, di Jakarta, Jumat (15/12), melalui rilis media.
Menurut Puan, tersebarnya buku tersebut adalah bentuk pelanggaran dan harus dipertanggungjawabkan. Pusat Kurikulum dan Perbukuan dimintanya memeriksa isi buku sebelum diedarkan.
Puan mendukung keputusan Mendikbud Muhadjir Effendy yang menarik tautan buku tersebut dari situs Kemendikbud.
Puan juga memminta peran aktif orangtua atau guru untuk ikut bersama-sama mengawasi kualitas buku-buku sekolah.
“Keinginan kami secepatnya buku tersebut ditarik dan dikoreksi segera pada edisi terbaru,” kata Puan.
Latar Belakang
Buku pelajaran IPS kelas VI itu diterbitkan Yudhistira, dengan penulis Sutoyo dan Leo Agung. Dalam buku itu Palestina tidak tercantum sebagai ibu kota negara.
Dalam keterangan pers yang disiarkan dari situs web www.yudhistira-gi.com, penerbit Yudhistira mengakui kekeliruannya.
Penerbit menyatakan mengambil data dari sumber internet “World Population Data Sheet 2010”.
“Kami tidak mengetahui kalau ternyata data tersebut ternyata belum diakui secara sah oleh lembaga internasional,” tulis keterangan pers itu.
Yudhistira meminta maaf atas insiden tersebut dan akan memperbaiki isi dari buku itu.
“Kami akan melakukan perbaikan atau revisi pada cetakan berikutnya,” tulis Penerbit Yudhistira. [DAS]