Koran Sulindo –Tersinggung dan merasa direndahkan dengan pernyataan calon presiden Prabowo Subianto mengenai ‘tampang Boyolali’, ribuan warga Boyolali, Jawa Tengah menggelar aksi protes dengan turun ke jalan, Minggu (4/11).

Ribuan orang yang tumpah ke jalanan itu terkonsentrasi di gedung Mahesa dan di jalan Pandanaran termasuk di Simpang Siaga dan Monumen Susu Segar.

Mereka juga terlihat membawa spanduk dan poster bertulis #SaveTampangBoyolali, #2019TetapTampangboyolali, Tolak Prabowo, Prabowo Harus Minta Maaf, Tolak Rasis di Indonesia dan  Boyolali Bermartabat serta beberapa tulisan lain.

Setelah menggelar orasi, dengan menggunakan sepeda motor  mereka bergerak keliling Kota menuju Balai Sidang Mahesa, di kompleks Kantor Bupati Boyolali.

Banyak di antara peserta konvoi melepas knalpot motornya sekaligus menggeber keras-keras gasnya.

Di hadapan ribuan peserta aksi bela ‘Tampang Boyolali’ itu, Bupati Boyolali Seno Samodro menyerukan agar tidak memilih Prabowo dalam Pilpres mendatang.

“Saya tegaskan, karena ini Forum Boyolali Bermartabat, tidak usah menjelek-jelekkan Prabowo. Kita sepakat tidak akan memilih calon presiden yang nyinyir terhadap Boyolali. Setuju?” kata Seno di depan ribuan warga Boyolali, di gedung Balai Sidang Mahesa, Boyolali Minggu (4/11).

Ajakan Seno itu langsung disambut oleh teriakan “Setuju…,” oleh ribuan warga.

Ditemui wartawan usai aksi, Seno kembali menegaskan sikap tidak memilih Prabowo itu merupakan ‘hukuman’.

“Kita ambil tegas, tidak tidak akan memilih Prabowo. Dengan pidato yang nyinyir terhadap Boyolali itu kita semakin bisa ngerti, seberapa sih pola pikir Prabowo itu,” kata Seno.

Seperti diketahui, dalam salah satu potongan video pidato Prabowo Subianto ia menyinggung ‘Tampang Boyolali’ yang dikaitkan dengan belum sejahteranya masyarakat saat ini.

Ia mengilustrasikan tentang ketimpangan sosial dengan menyebut ‘tampang Boyolali’ akan terasing jika memasuki hotel-hotel mewah di Jakarta.

“Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini. Betul?” kata Prabowo pada para pendukungnya.

Video pidato yang viral di media sosial itu viral itu disampaikan Prabowo saat meresmikan Posko Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Boyolali, Selasa (30/10) silam.

Mengomentari riuhnya masyarakat yang mempersoalkan pidatonya, Prabowo mengaku heran dengan candaannya soal ‘Tampang Boyolali’ yang berbuntut panjang itu.

“Saya bingung kalau saya bercanda, dipersoalkan. Kalau saya begini dipersoalkan, begitu dipersoalkan,” kata Prabowo ketika memberikan sambutan pada Tabligh Akbar di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, Minggu (4/11).

Tak hanya soal ‘Tampang Boyolali’ Prabowo juga mengaku heran mengapa dalam berbagai kesempatannya berkampanye selalu dipersoalkan. Termasuk istilah emak-emak yang digunakan emak sebagai pengganti ibu-ibu yang akrab di telinga masyarakat.

“Yang ngomong emak-emak, emak-emak sendiri. Saya bilang ibu-ibu, mereka protes. Saya ngeri kalau kalian tidak jadi dukung saya,” katanya.

“Jadi joke sekarang harus dibatasi. Jadi saya bingung saya mau bicara apa. Tapi saudara-saudara sudah mengerti. Karena itu saudara di sini,” kata Prabowo.

Sementara itu, menanggapi polemik ‘Tampang Boyolali’ Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menyebut Prabowo tak bermaksud menyinggung masyarakat Boyolali.

“Saya kira itu bukan berarti kita merendahkan seseorang atau pihak tertentu atau kelompok tertentu. Tidak ada sama sekali,” kata Eddy.[TGU]