Prokes Berbasis Teknologi Digital

Aplikasi PeduliLindungi

Suluh Indonesia – Masa depan tak banyak kita ketahui, apalagi kita pastikan. Namun, kita bisa belajar dari pengalaman. Seperti dalam soal masa depan wabah Covid-19, kita bisa belajar dari wabah-wabah serupa di masa lalu yang menuntut kita hidup berdampingan, misalnya dengan flu, cacar, dll.

Hidup berdampingan dengan virus corona, menurut ahli epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, harus menjadi tujuan dan dipersiapkan oleh semua negara. Hal ini penting dilakukan, karena kemungkinan Covid-19 bisa menjadi endemik sangat besar.

Endemik sendiri berarti sebuah penyakit akan ada bersamaan dengan manusia dalam jangka waktu lama, bisa lebih dari lima tahun. Karena itu, kehidupan sosial, ekonomi, politik dan sektor lainnya harus disiapkan agar bisa berjalan berdampingan dengan corona tanpa memunculkan kejadian luar biasa.

Saat ini, bukan hanya Indonesia yang tengah menyiapkan strategi jangka panjang menghadapi Covid-19. Negara-negara lain dan organisasi internasional seperti World Bank dan WHO, juga tengah menyiapkan panduan baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pemerintah sudah menyusun pilot project protokol kesehatan (prokes) yang akan diimplementasikan dalam enam jenis aktivitas utama masyarakat, yaitu perdagangan, kantor dan kawasan industri, lalu transportasi, pariwisata, keagamaan, dan pendidikan.

Prokes disapkan agar kita tetap bisa normal menjalankan keenaman aktivitas, tapi dengan kondisi lebih aman. Untuk itu, pemerintah akan segera melakukan pilot project, yang mengatur secara digital penerapan protokol kesehatan di enam aktivitas utama tadi.

Baca juga: TV Digital, Akses Internet Kencang

Aplikasi PeduliLindungi sudah dibuat untuk platform dasar pelaksanaan aplikasi prokes tersebut. Pihaknya juga sudah bekerja sama dengan berbagai pihak, misalnya dengan Asosiasi Mall Indonesia, untuk mengetahui status vaksinasi masyarakat yang akan masuk ke pusat perbelanjaan.

Aplikasi tersebut sudah diintegrasikan misalnya dengan transportasi, di mana setiap kali seseorang check in di bandara akan diketahui status vaksinasi dan PCR-nya secara digital. Nantinya, orang yang mau memasuki aktivitas tertentu harus melewati screening yang mengecek apakah dia sudah divaksin atau belum.

Aplikasi PeduliLindungi yang diberlakukan secara nasional dan berdisiplin diharap berperan besar dalam implementasi prokes yang berbasis teknologi. Dengan ini diharap pula kita bisa membangun hidup bersama epidemi, dengan menyeimbangkan sisi kesehatan dengan sisi aktivitas ekonomi dan ibadah.

Tak kalah penting dari itu semua, sikap positif kita terhadap Pandemi Covid-19 harus dibarengi dengan ketangguhan diri. Percuma kita divaksin, yang datanya masuk ke aplikasi PeduliLindung, jika tubuh kita tidak memiliki persiapan daya tahan alias antibodi yang kokoh dan kuat, yang siap sedia menghadapi segala kemungkinan serangan penyakit.

Pemerintah mesti memberi petunjuk kepada masyarakat tentang cara-cara sederhana memperkuat daya tahan tubuh dan antibodi, sehingga mampu menjadi bagian dari warga bangsa yang tangguh menghadapi berbagai tantangan. Dengan demikian, slogan “Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh” tak cuma menjadi pemanis bibir semata. [Ahmadie Thaha]