Program Satu Juta Nelayan Berbasis Teknologi Digital Resmi Diluncurkan

Ilustrasi/fishon.id

Koran Sulindo – Kemenko Bidang Kemaritiman secara resmi meluncurkan proyek percontohan Program 1 Juta Nelayan Berdaulat berbasis teknologi digital di Desa Ciwaru, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (10/4/2019).

“Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan laut sangat besar. Menurut data UNDP tahun 2017, kekayaan laut kita USD 2,5 Triliun per tahun, tapi kita baru mampu memanfaatkan sebesar 7% saja karena keterbatasan teknologi di bidang Maritim,” kata  Menko Kemaritiman, Luhut Pandjaitan, di Ciwaru, melalui rilis media.

Sebanyak 1.000 orang yang terdiri dari nelayan, ketua rukun nelayan tiap desa/kecamatan, pengurus/petugas koperasi nelayan, petugas TPI, pembina nelayan hadir dalam acara itu.

Program 1 juta nelayan berdaulat ini memberikan pelatihan pemanfaatan aplikasi digital yang dibuat FishOn, sebuah perusahaan rintisan digital mitra Kemenko Kemaritiman.

Aplikasi berbasis android ini memiliki fitur informasi pencurian ikan, pengawetan ikan, penjualan ikan, komunikasi pencatatan hasil tangkapan ikan, panic button untuk permintaan bantuan dalam kondisi darurat, fitur pembayaran elektronik dan fitur belanja kebutuhan sehari hari. Selain itu ada aplikasi penjualan dan manajemen gudang untuk koperasj nelayan, aplikasi lelang ikan online yang menghubungkan TPI, nelayan dan pedagang ikan, serta aplikasi website penjualan e-commerce ikan.

FishOn juga mengembangkan device IoT untuk memberikan layanan internet murah ditengah laut, juga teknologi dari bahan alami yang membuat ikan tidak cepat membusuk dan tetap segar dalam 45 hari.

Menurut Luhut, dalam era digital dewasa ini, kekuatan informasi yang disampaikan secara cepat dan akurat menjadi sangat penting.

Pemerintah menargetkan jumlah peserta minimal 300.000 yang berasal dari 300 kabupaten/kota wilayah pesisir Indonesia hingga akhir 2019.

“Kita akan bikin satu model dulu lalu jika sudah berjalan akan diduplikasikan di tempat-tempat yang lain,” kata Luhut.

Indonesia memiliki potensi di sektor maritim US$ 1,3 triliun lebih per tahun. Sementara Indonesia baru memanfaatkan potensi sekitar 8%. Sisanya masih masih banyak yang bisa dimanfaatkan. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 2017, jumlah nelayan RI adalah 2.7 juta orang, namun jumlah ini semakin menurun setiap tahun karena minat menjadi nelayan rendah. Nelayan dengan jumlah hampir 3 juta ini mayoritas berada dalam ambang batas garis kemiskinan dan menyumbang 25% angka kemiskinan nasional. [Didit Sidarta]