Presiden Jokowi Salah Kostum Lagi

Ilustrasi: Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Forum Rektor di Makasar, Kamis (15/2/2018)/setkab.go.id

Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo mengaku salh kostum saat menghadiri pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) 2018, di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/2/2018) kemarin.

“Saya bertanya, yang hadir katanya banyak yang pakai batik, tapi batik saya basah, adanya jas, ya saya pakai jas. Jadi mohon maaf saya salah kostum sendiri,” kata Presiden Jokowi, seperti dikutip setkab.go.id.

Semua undangan memakai baju batik, Jokowi memakai jas berwarna biru dan berdasi berwarna merah.

Menurut Jokowi, ia kehujanan saat melakukan kunjungan kerja ke  Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar.

Soal salah kostum, ini bukan kali pertama Jokowi mengalaminya. Beberapa karena ia tidak tahu dress code acara yang didatangi, beberapa nampaknya memang ia sengaja,

Pada acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Hotel Borobudur, Jakarta, 1 Desember 2016 misalnya. Jokowi mengenakan kemeja batik warna cokelat-hitam, sementara semua undangan mengenakan kemeja putih.

Saat Presiden menjamu ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsudin 16 Juni 2015, Jokowi mengenakan kostum militer lengkap dengan pistol di pinggang,

Jokowi bahkan pernah hanya menggunakan kaos oblong polos berwarna biru dongker dan celana kain, saat menghadiri acara resmi kepresidenan santap malam bersama yang diadakan di Istana Negara Yogyakarta, menjelang pergantian tahun baru lalu.

Perguruan Tinggi Asing

Dalam acara itu Jokowi mengatakan memahami rencana Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) mewacanakan mengizinkan perguruan tinggi luar negeri beroperasi di Indonesia. Namun sebelumnya ia meminta terlebih dahulu berbicara dengan para rektor di tanah air, baik rektor perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta.

“Semuanya diajak bicara dulu. Kalau tanpa diberi kompetitor sudah berubah ya enggak usah. Tapi kalau kita tunggu enggak berubah-ubah, ya kita beri,” kata Jokowi.

Perlu Terobosan Besar

Jokowi juga mengatakan Indonesia harus mengejar dua hal, yaitu investasi di bidang infrastruktur, dan investasi di bidang SDM. Kedua bidang ini Indonesia tertinggal dari negara-negara lain.

“Terobosan-terobosan besar harus kita lakukan di bidang pengembangan sumber daya manusia, terutama di bidang pendidikan, lebih spesifik lagi, dalam pendidikan tinggi. Terobosan di bidang pendidikan harus lebih signifikan dibanding dengan terobosan di bidang infrastruktur,” katanya.

Terobosan itu harus dilakukan secara serius.

“Saya minta Menristekdikti untuk melakukan deregulasi dan debirokratisasi di Kementerian Ristekdikti. Saya enggak mau lagi dengar nanti Rektor masih ngurus ini, ngurus itu,” kata Jokowi. [DAS]