Presiden Jokowi memulai prosesi babat alas Nawang Krida di lokasi pembangunan Bandara Yogyakarta/setkab.go.id

Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat (27/1), meresmikan dimulainya pembangunan ‘New Yogyakarta International Airport’ (NYIA) yang berlokasi di Dusun Jangkaran, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo.

Prosesi pembangunan NYIA ditandai dengan peletakan batu merah pertama oleh Jokowi. Selanjutnya Jokowi yang didampingi Mensesneg Pratikno, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Menhub Budi Karya Sumadi, menyiramkan air yang diambil dari 7 mata air di desa-desa yang ada di Kulon Progo ke batu merah yang telah ditimbun oleh tanah itu.

Jokowi menyebut prosesi kali ini bukan groundbreaking tapi ‘Babad Alas Nawung Kridha’, yang artinya membuka, membersihkan, merapikan, menata lahan, serta melakukan peletakan batu pertama pembangunan NYIA. Dikatakan,  NYIA akan berdiri di Kulon Progo sudah menjadi sabda para leluhur.

“Sabda leluhur, sesuk neng tlatah Temon kene bakal ana wong dodolan camcau neng awang-awang. Tlatah Temon kene bakal dadi susuhing kinjeng wesi tlatah. Sak loring kidul gunung jeruk bakal dadi kuta,” ujar Jokowi.

“Glagah bakal dadi mercusuaring bawono. Jadi akan menjadi mercusuar dunia. Bukan hanya Indonesia, tapi juga bawono, dunia,” tambah Jokowi.

Dalam sambutannya Jokowi menuturkan bahwa NYIA yang direncanakan beroperasi pada Maret 2019 ini akan menggantikan bandara Adisucipto yang dinilai tak lagi mampu menampung penumpang yang semakin tahun semakin meningkat. “Kalau kita lihat bandara Adisutjipto itu kapasitasnya hanya 1,6 juta orang, padahal sekarang sudah dipakai 7,2 juta orang. Sudah sek-sekan, crowded sekali. Mau tidak mau ya (pembangunan NYIA – red) harus  segera dimulai,” kata Jokowi.

Pada kesempatan itu Jokowi mengingatkan janji Menhub jika NYIA akan bisa beroperasi pada Maret 2019. “Jànjinya pak Menteri kita ingat bersama, Maret 2019. Saya ingat terus lho Pak. Ini biar kerjanya siang malam. Kalau nggak dicek, ya nggak selesai,” tutur Jokowi.

Kembali Jokowi menekankan bahwa pembangunan NYIA dengan nilai investasi Rp 9,3 triliun tak boleh ditunda-tunda, karena selain sudah direncanakan sekitar 7 tahun silam, juga dikarenakan turis yang datang ke Yogyakarta ini semakin hari semakin meningkat. “Ini karena kebudayaan selalu dipelihara di Daerah Istimewa Yogyakarta ini,” ujar Jokowi.

Terkait dengan NYIA, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Danang S Baskoro menjelaskan, NYIA dibangun di atas lahan seluas 587 hektar. Pada tahap I (2020 – 2031), NYIA akan memiliki runway sepanjang 3.250 meter, apron berkapasitas 35 pesawat. Kemudian pada tahap II (2031 – 2041) terminal NYIA akan dikembangkan menjadi 195 ribu meter persegi, runway 3.600 meter, apron yang bisa digunakan 45 pesawat dan mampu menampung hingga 20 juta penumpang setiap tahunnya.

Menurut Danang, adanya NYIA maka permasalahan lack of capacity akan mampu teratasi. Dengan begitu akan meningkatkan kualitas pelayanan bertaraf internasional kepada pengguna jasa bandara. “Juga bisa memberi multiplier effect yang bisa memacu perkembangan perekonomian, aktivitas bisnis, serta mendukung kegiatan pariwisata Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan,” kata Danang.

Ditambahkan Danang, NYIA akan dikembangkan sejalan dengan misi PT AP I untuk mewujudkan konsep “airport city” di Yogya, yaitu memadukan bandara dengan kawasan logistik, kawasan industri, serta kawasan wisata dalam satu kawasan ekonomi terpadu.
“Untuk mendukung konektivitas dengan kota-kota sekitarnya, selain dihubungkan dengan jalan nasional, bandara ini juga akan terintegrasi dengan jalur kereta api untuk mempermudah transportasi dari dan ke bandara,” tutur Danang lagi.[YUK]