Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tampak renggang, semakin santer dibicarakan renggang usai pencalonan Gibran Rakabuming sebagai cawapres Prabowo di pilpres 2024.
Presiden Jokowi tidak hadir dalam HUT ke-51 PDIP yang dihelat di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024). Jokowi mengagendakan kunjungan kerja ke luar negeri pada waktu tersebut.
Kini beberapa pihak tengah melakukan adanya pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Megawati, Ketum PDI Perjuangan.
Minta Sultan HB X menjembatani pertemuan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengonfirmasi bahwa Presiden RI Joko Widodo memintanya untuk menjembatani atau penghubung pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sultan menyebut wacana pertemuan ini adalah inisiatif Jokowi.
Sultan HB X membenarkan kabar tersebut saat ditemui di kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (12/2/2024).
“Betul, tapi saya kan nunggu Presiden. Saya akan menjembatani. Terserah Presiden itu. Saya nunggu. Kalau memerlukan, saya bersedia,” kata Sultan HB X.
Raja Keraton Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu menegaskan dirinya bersikap pasif dalam wacana pertemuan itu. Kata Sultan, jika Jokowi memintanya menjembatani, dirinya siap bergerak.
Akan tetapi, selama belum ada arahan dari Presiden Jokowi, Sultan HB X mengaku tidak akan melakukan apa pun terkait pertemuan tersebut.
“Ya berarti bukan ambil inisiatif. Yang ambil inisiatif Bapak Presiden. Kalau mau ketemu Mbak Mega, saya fasilitasi. Kalau bisa ketemu sendiri ya syukur, kalau saya sifatnya pasif,” kata Sultan dikutip Kompas.com.
“Kalau Presiden nggak ngomong ‘tolong diantar’, kalau nggak ya enggak to. Saya kan pasif bukan ngoyak-ngoyak (mengejar-ngejar),” ujarnya.
Jokowi diketahui mengunjungi Sultan HB X di Yogyakarta pada 28 Januari 2024 lalu. Saat itu, Sultan menyambut Jokowi di kawasan Keraton Kilen, sekitar pukul 10.25 WIB. Seusai pertemuan, Jokowi enggan memberikan keterangan dan sebatas menyapa awak media.
Tanggapan Staf Khusus Presiden
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana menanggapi pernyataan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X soal keinginan Presiden Joko Widodo bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri.
Menurut Ari, Kepala Negara selalu terbuka untuk bertemu dengan tokoh-tokoh bangsa, termasuk Megawati. “Presiden selalu terbuka untuk bertemu, bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh bangsa. Apalagi untuk kebaikan dan kemajuan bangsa,” ujar Ari saat dikonfirmasi media, Selasa (13/2/2024).
“Inisiatif pertemuan bisa muncul dari mana saja tapi yang paling penting adalah silaturahmi antar tokoh bangsa pasti akan bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara,” lanjutnya.
Permintaan yang aneh
Tentang keinginan Presiden Jokowi untuk bertemu Megawati, Emir Moeis, politisi senior PDI Perjuangan memberi tanggapan, “Kalau sekarang, setelah kasus pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi (MK), kasus keberpihakan presiden dalam pilpres, dan 1001 macam kesalahan dan deception yang telah dilakukan, terus minta ketemu, aneh betul ya, kan semua juga dia yang buat.”
“Kalau alasannya demi NKRI, kok baru sekarang, masak presiden gak bisa mikir, menurut saya kalau ketemu demi NKRI yah nanti saja setelah pelantikan presiden,” tambah Emir Moeis.
Andreas Hugo Pareira politisi PDI Perjuangan juga memberi tanggapan. Andreas mengatakan langkah Presiden Jokowi sangat aneh, sebab saat ini Jokowi masih berstatus sebagai kader PDIP.
“Malah menurut saya aneh, Jokowi kan kader PDIP,” kata Andreas kepada wartawan, Selasa (13/2/2024).
“Kok jadi mau ketemu Ketum saja muternya jauh amat, mesti pakai perantara segala. PDIP tidak pernah mengkhianati Jokowi,” ujar Andreas. [KS]