Presiden Brasil Dikecam Lantaran Ingin Maafkan Nazi soal Holocaust

Presiden Brasil terpilih Jair Bolsonaro [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Israel mengecam Presiden Brasil Jair Bolsonaro karena menyatakan pembantaian warga Yahudi oleh Nazi di bawah Hitler selama Perang Dunia II dapat dimaafkan. Pernyataannya itu lantas menuai kecaman karena dalam peristiwa yang disebut Holocaust itu menelan korban hingga 6 juta jiwa.

Untuk membenarkan pernyataannya ini, Bolsonoro berupaya berdalih seperti yang disampaikannya di depan sekelompok evangelis Brasil pada Kamis pekan lalu. Seperti dikutip teleSUR, Bolsonoro mengatakan, “Kita bisa mengampuni, tetapi tidak bisa melupakan. Itu kalimat saya. Mereka yang melupakan masa lalu, mereka akan dikutuk untuk tidak memiliki masa depan.”

Presiden Brasil dengan ideologi saya kanan itu berkunjung ke Israel pada bulan lalu. Kunjungan solidaritas itu justru mendapat kritik setelah ia mengikuti tur peringatan Holocaust Yad Vashem (museum peringatan) dan menyebutkan Nazi adalah “kiri”. Dalam buku tamu, ia juga menulis Holocaust adalah “genosida kejam” dan orang-orang yang melupakan masa lalu ditakdirkan untuk tidak memiliki masa depan.

Kendati mengeluarkan pernyataan kontroversial, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tidak langsung menanggapi Bolsonaro. Terlebih keduanya sedang membangun hubungan kerja sama yang baik.

Berbeda dengan Netanyahu, Presiden Israel, Reuven Rivlin dalam akun twitter-nya mengecam keras Bolsonaro. Israel disebut tidak akan pernah menerima mengulurkan tangan kepada mereka yang menyangkal kebenaran dan berupaya untuk menghapusnya. Tidak peduli itu individu, organisasi atau kepala negara.

“Kami tidak akan pernah memaafkan dan tidak akan pernah melupakan,” kata Rivlin.

Sementara Yad Vashem secara terpisah menyatakan, tidak ada alasan untuk memutuskan siapa yang diampuni dan apakah harus ada pengampunan atas kejahatan Holocaust. Menanggapi kecaman ini, Bolsonaro mencoba menjelaskannya kepada Duta Besar Israel untuk Brasil, Yossi Shelley pada Minggu (14/4).

Kepada Shelley, Bolsonaro mengatakan, pihaknya tidak pernah ingin mengungkapkan hal itu dalam konteks sejarah. Dan itu ia ungkapkan semata-mata kepada temannya yang mendorongnya untuk menjauhi orang-orang Yahudi.

Shelley mengatakan, pihaknya yakin Bolsonaro tidak bermaksud untuk tidak menghormati penderitaan warga Yahudi. Pada akhirnya menjadi jelas tentang masalah yang sensitif bagi rakyat Israel. [KRG]