Ilustrasi: Si Raja Mogok/setkab.go.id

Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo merasa mobil kepresidenan ber-merk Mercedes Benz S-600 Pullman Guard masih bisa digunakan. Presiden Jokowi bertahan tetap menggunakan mobil itu.

“Jadi kebetulan selama saya mendampingi Presiden, itu sudah tiga kali mogok, tapi total mogoknya empat kali. Kemarin terakhir di Kalbar, di Mempawah, dan itu sebelum masuk ke kota Pontianak. Memang kondisi mobilnya sudah 10 tahun lebih, tetapi Presiden masih merasa, menganggap bahwa mobil itu masih bisa digunakan,” kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung, usai mengikuti Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/3), seperti dikutip situs setkab.go.id.

Mobil itu pengadaannya dilakukan pada 2007. Seskab mengatakan sudah menyarankan ganti mobil. Namun Jokowi tetap bertahan untuk menggunakan mobil itu. Mobilnya yang akan diperbaiki.

Presiden dikatakan sempat menanyakan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) apakah ada mobil lain, yang dulu-dulu yang bisa diperbaiki agar bisa digunakan Presiden.

“Ini menunjukkan memang Presiden kita itu penuh dengan kesederhanaan,” kata Pramono.

Saat berkunjung ke Jawa Timur beberapa waku lalu, begitu mobil itu mogok Presiden pindah ke mobil cadangan, yang sesungguhnya juga tidak layak menjadi mobil Presiden.

“Demikian juga kemarin, pada saat di Kalbar, mobil cadangannya juga sangat sederhana. Kebetulan setelah berhenti, saya naik menjadi di depan duduk presiden. Memang itulah Presiden kita. Beliau masih belum mau, ya kita ikuti beliau,” kata Pramono.

Soal berapa jumlah riil mobil kepresidenan, Pramono mengaku tidak tahu. Juga soal mobil yang masih dipakai presiden sebelumnya.

“Saya enggak tahu, saya enggak tahu. Kalau bilang tahu, nanti sok tahu,” kata Pramono.

Menurut Pramono, ketika Setneg ataupun Setpres mengajukan untuk penggantian mobil, Jokowi menganggap mobil yang sekarang dipakai masih pantas dan layak digunakan.

Sangat Tidak Layak

Sementara itu Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan Presiden Jokowi selalu menolak jika ditanya pengadaan mobil dinas baru untuk kegiatannya.

“Kalau tanya Pak Presiden, selalu bilang enggak usah. Ngapain? Enggak apa-apa. Tapi, kalau urusan kayak begini enggak tahulah nanti,” kata Pratikno, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/3), seperti dikutip Antaranews.

Pratikno menilai ada urgensi yang luar biasa untuk pembaruan mobil dinas Presiden.

“Tapi, sampai sekarang Presiden enggak mau. Kalo saya minta konsultasi, enggak usah,” katanya.

Pengadaan mobil dinas bagi Presiden sebenarnya tidak harus melalui persetujuan presiden, karena melalui mekanisme pengadaan biasa sehingga melalui keputusan menteri saja cukup.

Menurut Pratikno, mobil dinas yang ada saat ini sudah sangat tidak layak sehingga ada urgensi luar biasa untuk pengadaan mobil dinas bernomor polisi RI-1.

“Jadi, ya saya melihat ada urgensi luar biasa. Sangat tidak layak. Sudah beberapa kali mogok kok. Di Banjarnegara pernah mogok, di Kalimantan pernah, di Jawa Timur, Ponorogo, kalau enggak salah. Jadi, sudah ada urgensi. Cuma kalau tanya Presiden, enggak usah,” katanya.

Pratikno mengaku tidak mendapatkan alasan apapun dari Presiden Jokowi yang selalu menolak untuk dibelikan mobil dinas baru. [DAS]